KUPANG. NTTsatu.com – Sekolah harus dikembalkan sebagai taman, artinya tempat yang menyenangkan baik untuk para guru mapun untuk para peserta didik. Sekolah tidak boleh menjadi tempat yang “menyiksa” para pelaku pendidikan, karena dibutuhkan sebuah suasana yang aman dan damai untuk memulai dan mengakhiri proses belajar mengajar.
“Sekolah memang semestinya menjadi sebuah tempat penyenangkan semua komponen yang berada di sekolah itu, baik itu guru maupun peserta didik, sehingga mereka bisa berinteraksi dengan baik tanpa ada semacam tekanan dari pihak manapun,” kata Gubernur NTT, Fran Lebu Raya di Kupang, Senin, 04 April 2015.
Menurut Gubernur, sekolah hendaknya menjadi taman itu berarti, di tempat itu anak-anak didik harus merasa bahwa mereka datang untuk mendapatkan ilmu dengan rasa senang hati. Karena itu pengelola pendidikan terutama Kepala sekolah dan guru-guru di lembaga pendidikan itu harus benar-benar mencintapakan rasa nyaman bagi anak-anak peserta didik.
“Ini memang tujuan pendidikan yang digelorakan sejak awal oleh tokoh pendidkan nasional kita dan pendiri Taman Siswa, Khiajar Dewan Toro. Dia menginginkan seklah itu sebagai sebuah taman bagi pada siswa sehingga mereka belajar dengan leluasan untuk mendapatkan ilmu sesuai kemampuan dan bakat yang ada pada anak-anak,” kata Frans Leburaya yang didampingi Kepala Dinas P dan K Provinsi NTT, Sinun Petrus Manuk.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menjelaskan, pemerintah terus berupaya agar para guru di daerah ini harus berpedidikan Strata 1. Namun kondisi NTT hingga saat ini masih banyak guru yang berjazah SMA yang masih dipercayakan juga mengajar di sekolah-sekolah.
Kondisi terkini sesuai data yang dipaparkan Kadis P dan K Provinsi NTT kesempatan itu bahwa Jumlah sekolah yang ada di NTT mulai dari TK hingga SMA/SMK termasuk sekolah luar biasa sebanyak 8.382 sekolah, Perinciannya TK sebanyak 1.253, SD sebanyak 4.933, , SDLB sebanyak 5, SMP sebanyak 1.483, SMPLB sebanyak 6, SMA sebanyak 451, SMK 240 dan SMLB 11 sekolah.
Dari jumlah sekolah tersebut dilayani sedikitnya 97.664 orang guru yang mengajar sedikitnya 1.385.788 sisa dengan 97.664 rombongan belajar Para guru tesebut sesuai klasifikasi pendidikannya, guru berijazah SMA sebanyak 20.699 orang, berijazah D1 sebanyak 1.338 orang, D2 sebanyak 8.963 orang, D3 sebanyak 4.947 orang, S1.D4 sebanyak 61.440 dan S2 sebanyak 273 orang guru.
“Kita memang masih memiliki tenaga guru atau pengajar berijazah SMA dan atau sederajat seperti SPG dan lain sebagainya. Kita akan terus berupaya agar para guru yang mengajar di sekolah-sekolah harus berpendidikan S1,” kata Gubernur. (bop)