Kemiskinan Ekstrem Ende Turun 2,01 Persen

0
494

NTTSATU.COM — ENDE — Pemerintah kabupaten Ende pada tahun 2022 berhasil menurunkan kemiskinan ekstrem di Ende mencapai 2,01 persen jika dibadingkan dengan tahun 2021 dimana presentase kemiskinan ektrem 13,00 persen atau pada tahun 2022 menjadi 10,99 persen ,demikian disampaikan Kepala BPS Ende Martinus Tulit Beni SST.M,Si ketika di konfimasi diruangan kerja Senin 9/01/2023

Martin menjelaskan Kemiskinann ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan makanan dan minuman, air bersih kesehatan tempat tinggal pendidikan dan akses informasi yang tidak hanya sebatas pada pendapatan tapi juga pada tatanan sosial.

Lebih lanjut Martin menjelaskan ada perbedaan antara penduduk miskin dan kemiskinan ekstrem. Perbedaan antara penduduk miskin dan kemiskinan ekstrem Martin menjelaskan miskin ekstrem adalah mereka yang memiliki pengeluaran perkapita dibawah garis kemiskinan secara kasar dapat dikatakan pengeluaran perkapita per hari RP,11.941,1berarti pendapatan perkapita sebulan sama dengan Rp.358,233 ini bearti dibawah gariskemiskinan kabupaten Ende yang sebesar Rp. 473430 maka penduduk tersebut masuk kategori penduduk miskin ektrem. Namun perlu kita perhatikan bahwa angka tersebut rata-rata untuk semua kelompok umur

Tahun 2021 itu angka kemiskinan ekstrem Ende 35,760 orang , lalu di tahun 2022 ini menjadi 30.290 jiwa. Artinya sebesar 5.470 jiwa yang sudah keluar dari kemiskinan ekstrem,” Sementara penduduk miskin turun dari orang menjadi 66 380 orang, pada tahun 2021 dan turun pada tahun 2022 menjadi 63400 orang atau ada 2,980 orang yang sudah lepas dari garis kemiskinan ditahun 2022,” katanya.

Mayoritas penduduk miskin estrem di Ende berstastus bekerja.  Mengapa demikian jika tida bekerja berarti tidak dapat makan oleh karena itu mareka harus bekerja meskipun pendapatannya tidak cukup untk kebutuhan rumah tangganya.

Ketika di tanya apa yang menyebabkan kemiskinan ektrem Martin menjelaskan,  jika dilihat kharakteristik penduduk miskin ekstrem menurut jenis pekerjaan, Badan Pusat Statistik mencatat lebih dari 53,41 persen penduduk miskin ekstrim bekerja di sektor pertanian dimana mereka adalah pekerja keluarga dan berusaha dibantu buruh tidak tetap atau tidak dibayar. Artinya penduduk yang miskin ekstrem sebagian besar pendapatannya berasal dari usaha pertanian.

Sebanyak 14,00 persen penduduk miskin ekstrem bekerja di sektor perdagangan, akomodasi dan makan minum dimana sebagian besar mereka berusaha sendiri artinya mereka berdagang kecil-kecilan.

Selain itu 9 persen penduduk miskin ekstrem bekerja di sektor industri pengolahan seperti menjadi buruh di industri rumahtangga seperti tenun ikat , 7,00 persen bekerja di sektor konstruksi seperti buruh bangunan. Oleh karena itu desain kebijakan pemerintah hendaknya dapat menyesuaikan dengan kharakteristik pekerjaan penduduk miskin ekstrem.

Lalu bagaimana dengan penduduk miskin ekstrem yang berumur 55 tahun ke atas? Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengangkat derajat kemiskinan ekstrem mereka?

Tentunya pemerintah dapat lebih jeli memetakan jenis bantuan yang akan diberikan kepada mereka karena mereka yang berumur 55 keatas tidak mampu melakukan aktifitas eknomi secara otomatis , mereka tidak dapat bekerja oleh karena itu mereka dapat diberikan bantuan tunai langsung sebesar nilai diatas garis kemiskinan secara berkelanjutan.

Penurunan tersebut menurut Martin merupakan bentuk konsistensi Pemerintah kabupaten Ende dalam melaksanakan berbagai program unggulan untuk pemberdayaan di berbagai bidang,

Selain itu, pada tahun 2022 ini Pemerintah Kabupaten Ende juga mengalami trend positif. Hal ini bisa dilihat dari Indikator Kinerja Makro Pembangunan Kabupaten Ende berdasarkan rilis BPS tahun 2022, untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Ende tumbuh 1,11 persen dibanding tahun 2021.(ino)

Komentar ANDA?