Kerjasama Tiga Negara Harus Dengan Kajian Sosiologis

0
442

KUPANG. NTTsatu.com – Agar tidak terjadi ketimpangan dalam kerjasama ini, maka kajian-kajian sosiologis geografis perlu dilakukan. Hal ini penting mengingat banyaknya persoalan yang dapat diselesaikan tidak saja lewat kajian ekonomi. Sehingga, lebih lanjut tidak berdampak pada ketimpangan ekonomi di tiga negara yakni NTT (Indonesia), Timor Leste dan Darwin, Australia Utara.

Wakil Gubernur NTT, Benny A. Litelnoni mengatakan hal itu pada acara Rapat Koordinasi Pengembangan Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triangle) antara NTT, Timor Leste dan Darwin di Aston Hotel, Kupang, Kamis, 11 Juni 2015

Menurut Wagub, NTT dan Timor Leste memiliki hubungn historis dan sosio cultural, karena Timor Leste pernah menyatu dengan Indonesia, terdapat hubungan kekerabatan yang erat akibat proses kawin mawin dan perdagangan lintas batas.

Terkait kerja sama tiga negara itu, Wagub berharap agar segera melakukan aksi nyata kerjasama setelah beberapa kali diseminarkan. “Kami menunggu apa yang dihasilkan, agar Pemerintah Daerah juga dapat mengambil langkah-langkah konkrit terkait kerjasama trilateral itu” kata wagub.

Prof. Ruth Wallace, perwakilan dari Charles Darwin University menyampaikan hasil kajiannya sebagai tim independen. Setidaknya ada delapan rekomendasi yang dhasilkan dari kajiannya tersebut.

Dia menyebutkan, pemerintah mendorong penguatan fungsi institusi bisnis ketiga negara. Pemerintah dan Institusi Bisnis harus mampu membuka kesempatan hubungan antar masyarakat sebagai basis penguatan bisnis.

Indonesia dan Australia agar mendukung Timor Leste menjadi anggota ASEAN.

Menciptakan iklim yang mendukung perdagangan dan investasi lewat pengembangan pariwisata.

Menciptakan Branding Turisme bersama agar bisa dijual ke luar. Hal ini penting untuk mengembangkan industri pariwisata sebagai salah satu pilar ekonomi.

Perukaran tenaga kerja ketiga negara lewat pengembangan penelitian dan pendidikan juga pelatihan guna pengembangan SDM.

Kerjasama universitas ketiga negara terutama di bidang industri pertanian dan kelautan. Kerjasama di bidang industri peternakan yang lebih maju.

Sementara itu, turut menanggapi hasil rekomendasi tersebut para pembahas yaitu Prof.Fred Benu, Rektor Undana, Goris Mere, Bobby C. Siagian, Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Asia, Kementrian Koordinasi Bidang Perekonomian.

Nampak turut hadir dalam acara tersebut antara lain delegasi ketiga Negara yang terdiri dari setidaknya 20 delegasi dari Austalia, 20 delegasi dari Timor Leste dan 30 delegasi dari Indonesia,   NGO, serta SKPD teknis di lingkungan Pemerintah Provinsi NTT. (ayu)

Komentar ANDA?