Kisah Silahturahmi Romo Budi: Merawat Relasi dengan Umat Muslim

0
594
Foto: Romo Aloysius Budi Purnomo Pr (kanan) saat bersilahturahmi ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang pada Rabu 6 Juli 2016. (Foto: dok. pribadi)

NTTsatu.com – Menyambut Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H, Romo Aloysius Budi Purnomo Pr, Ketua Komisi Hubungan Antaragam dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang memilih menggelar silahturahmi dengan umat Muslim pada Rabu 6 Juli 2016.

Pagi hari, sesudah mempersembahkan Perayaan Ekaristi harian di Gereja Kristus Raja Ungaran, ia menyambangi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Ia datang ke Masjid itu  sesudah mendapat kepastian dari Haji Fatquri Busyeri, Kepala MAJT terkait rencana kunjungan silaturahim tersebut.

Tujuan utamanya adalah menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mewakili Keuskupan Agung Semarang.

Sekitar pukul 06.50 wib, Romo Budi sudah tiba di ruang VVIP dan dipersilahkan duduk, sementara itu Sholat Ied mulai diselenggarakan.

Khotbah dalam Sholat Ied itu disampaikan oleh Prof Drs KH Yudian Wahyudi, MA, Ph.D, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Menurut Romo Budi, Sholat itu berlangsung dengan khidmat, bahkan KH Yudian sesekali tampak terbata-bata oleh rasa haru.

Khotbah diberi tema “Mengaji Ulang Makna Idul Fitri”. Menurut Romo Budi, yang baginya menarik adalah pencerahan bahwa secara teologis, Idul Fitri berarti kembali kepada fitrah yaitu tanpa dosa vertikal karena pengampunan dari Allah SWT. Itulah buah puasa di bulan Ramadan.

Sementara itu, secara horizontal, Allah mendelegasikan sebagian dari pengampunan-Nya kepada manusia. Itulah yang terjadi saat kita saling maaf-memaafkan laksana “pemutihan sosial/massal”.

Maka, Idul Fitri merupakan pengampunan dosa vertikal dan sosial universal dan disempurnakan dengan kepekaan sosial melalui pemberian zakat.

Sesudah Shalat Ied, Romo Budi mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri antara lain kepada H Noor Achmad, H Fatquri dan KH Yudian yang menyambutnya di ruang VVIP.

Suasana sukacita dan akrab tercipta. Romo Budi pun menyerahkan Pesan Idul Fitri dari Vatikan yang disampaikan oleh Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Agama yang berjudul Umat Kristiani dan Umat Islam Pembawa Warisan Sukacita dan Kerahiman Ilahi”.

Silaturahim terjadi dalam suasana penuh sukacita dan keakraban.

“Sambil menikmati soto, kami sarapan dengan sukacita seraya berbincang-bincang tentang banyak hal, antara lain mengenai kian kuatnya kerukunan yang dibangun antarumat beragama, baik secara internal maupun eksternal,” katanya.

“Hal ini harus terus dijaga dan dipupuk bersama dalam konteks multikultural. Itulah ciri bangsa ini dari dahulu hingga hari ini.”

Begitulah silaturahmi itu terjadi sekitar satu jam dan ditutup dengan foto bersama.

 

Di Salatiga

Dari MAJT, Romo Budi bersama dengan Kuria Keuskupan Agung Semarang, yakni Rm. FX Sukendar (Administrator Diosesan), Rm Triatmoko (Sekjen), Rm. Aria (Ekonom) dan Rm Luhur (Pastor Kepala Katedral) mengadakan silaturahim ke tempat kediaman Kang Bahruddin pengasuh Pondok Pesantren Qarriyah Tayibah di Kalibening dan KH Mahfudz Ridwan pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan (perbatasan) Kabupaten Semarang dan Salatiga.

Ikut juga dalam kunjungan tersebut Rm Emman MSF dan Pak Roy dari Dewan Paroki Salatiga.

Kunjungan ke Kang Din berlangsung hangat dan penuh gagasan pengembangan desa dan pemberdayaan petani serta pendidikan yang memerdekakan.

Sementara kunjungan kepada Kiai Haji Mahfudz Ridwan berlangsung teduh, hening, sesekali dengan humor.

Kepada kedua tokoh Muslim tersebut, Rm FX Sukendar menyerahkan Pesan Idul Fitri dari Vatikan.

“Begitulah hari pertama Idul Fitri 1 Syawal 1437 H kami tandai dengan silaturahim lintas agama,” kata Romo Budi.

“Semoga menjadi tanda berkat dan rahmat bagi umat dan masyarakat dalam mewujudkan peradaban kasih demi masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agamanya,” harapnya.

 

Di Ungaran

Setelah pagi sampai siang bersilaturahmi ke MAJT dan sowan Kang Achmad Bahruddin serta KH Majfudz Ridwan, malamnya, Romo Budi meminta tolong Ketua RT 01, tempat Pastoran dan Gereja Ungaran berada untuk sowan silaturahmi ke Ketua RW setempat.

Maka, sesudah makan malam, dan berpamitan pada Romo Y. Sudarmadi Pr, ia diantar oleh FX. Purbo Hadinoto yang menjadi Ketua RT 01 RW 03 Dliwang, Ungaran.

Dengan membonceng sepeda motor yang dikendarai Pak RT 01, Romo Pembantu Paroki Kristus Raja Ungaran ini tiba di rumah kediaman Agung Wibowo, Ketua RW 03.

Malam itu, rumah Pak RW masih ramai dikunjungi banyak tamu warga sekitar.

Dengan ramah penuh semangat persaudaraan, mereka menyambut kedatangan Romo Budi. Bahkan, Pak Ketua RW yang tidak beragama Katolik itu justru menyambutnya dengan ucapan salam “Berkah Dalem, Romo!”

Romo Budi pun menyalami semua yang hadir dari anak-anak hingga para orangtua sambil menghaturkan ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.”

Dan, selama sekitar tiga puluh menit berada di rumah Pak RW tersebut, tamu silih berganti datang dan pergi serta saling memberikan salam dan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri.

“Sungguh, sebuah pemandangan dan praksis penghayatan silaturahmi akar rumput yang indah dan sejuk,” kata Romo Budi.

“Ini yang namanya akar rumput yang sejati! Indah dan damai tanpa diskriminasi, tanpa pula intimidasi.”  (katolik.news.com)

Komentar ANDA?