Kowmen NTT Berhasil Selenggarakan Dialog Pubik “Ba’omong NTT”

0
676
Foto: Dialog “Ba’omong NTT” yang digelar Kowmen NTT di Hotel Pelangi Kupang, Selasa, 31 Oktober 2017 dengan menghadirkan tiga bacagub dan satu bacawagub NTT

Empat Balon Hadir Dalam Dialog Publik “Ba’Omong NTT”

 

NTTsatu.com – KUPANG – Komunitas n wartawan media online (Kowmen) Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil menghadirkan empat bakal calon (Balon) Gubernur dan Wakil Gubernur NTT dalam Dialog Publik “Ba’omong NTT” di Hotel Pelangi, Kupang, Selasa, 31 Oktober 2017.

Empat balon itu teridir dari tiga balon Gubernur yakni Jecki Uly, Raymundus Sau Fernadez dan Robert Soter Marut serta seorang balon wakil gubernur yakni Meli Laka Lena.

Dialog publik ini dimoderatori Pius Rengka dan Jefri Un Taolin dengan menghadirkan dua panelis yakni Balkis Soraya Tanof, dosen pada Fisip Undana Kupang dan  Zeth Malelak dosen pada Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.

Hadir dalam dialog itu, puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, utusan organisasi kepemudaan Kota Kupang, dan para pekerja pers.

Pius Rengka memulai dialog dengan bertaya kepada empat balon tentang pemahaman mereka tentang permasalahan yang ada di NTT dan apa solusinya.

Jacki Uly yang diberikan kesempatan pertama untuk menyampaikan gagasannya. Ketua DPW Partai Nasdem NTT ini menyoroti penggunaan teknologi dalam pemerintahan. Menurut dia, NTT kedepan harus diterapkan sistem E-Goverment, E-Budgeting dan E-Planing, jika ingin maju dan terbebas dari stigma miskin dan nepotisme.

“Korupsi harus dihindari menggunakan E-budgeting. Jika diterapkan di seluruh NTT dari provinsi hingga kabupaten, maka NTT akan maju dan terbebas dari prilaku korupsi,” ungkapnya.

Baginya, Korupsi menjadi masalah besar dan terberat di daerah ini, karena itu seorang pemimpin harus menunjukkan sikap tegas bahwa dia tidak akan berkorupsi.

Sementara itu, balon wakil Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, NTT mempunyai keunggulan dibandingkan dengan daerah yang lain. Secara nasional, sudah ada kebijakan untuk membangun pusat ekonomi strategis pada daerah perbatasan.

“Triliunan uang masuk pada daerah perbatasan. Jika diambil keuntungan untuk mengembangkan sektor ekonomi NTT, saya kira lebih baik. Kedepan, NTT juga harus menggunakan tata kelola pemerintahan berbasis digital. Ekonomi masyarakat NTT juga harus dikembangkan berbasis keunggulan yang kita miliki,” jelas Melky.

Raymundus Sau Fernandez mengatakan, selama kebijakan anggaran APBD di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum berpihak kepada masyarakat, maka kemiskinan menjadi hal yang mustahil untuk diatasi.

“Kita petakan dulu berapa anggaran APBD yang digunakan untuk belanja langsung dan belanja tidak langsung. Kalau belanja tidak langsung masih menjadi dominan, maka ekonomi masyarakat NTT belum bisa bergerak maju,” ujar bupati TTU dua periode ini.

Oleh sebab itu, Ray menyarankan agar kebijakan anggaran APBD Provinsi NTT harus didominasi oleh belanja langsung atau belanja publik untuk kepentingan ekonomi masyarakat.

Bakal Calon Gubernur NTT lainnya, Robert Soter Marut menekankan pentingnya mengeksploitasi keunggulan yang dimiliki oleh NTT untuk mengatasi masalah kemiskinan.

“Saya melihat bahwa saat ini kita tinggal menggali dan memanfaatkan potensi yang ada di NTT, dimana saat ini masih banyak potensi yang belum kita kembangkan secara maksimal untuk mengatasi masalah kemiskinan,” ujar Robert Marut. (bp)

Komentar ANDA?