KPAD Lembata Bentuk Delapan Desa Peduli HIV/AIDS

0
402
Foto: Rofinus Laba Lasar, Sekretaris KPAD Kabupaten Lembata

NTTsatu.com – LEWOLEBA – Upaya menangkal penyebaran HIV/AIDS di tengah masyarakat Kabupaten Lembata terus dilakukan hingga saat ini. Upaya itu semakin gencar karena penyebaran penyakit ini semakin mengkuatirkan.

Selain memperbanyak sosialisasi ke masyarakat, Pemkab Lembata melalui Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Lembata pun telah membentuk delapan desa peduli AIDS.

Sekretaris KPAD Kabupaten Lembata Rofinus Laba Lasar di Lewoleba Jumat, Kamis (25/8) menjelaskan, sejak tahun lalu KPAD Provinsi NTT telah membentuk lima desa peduli  HIV/AIDS di sejumlah desa yang diidentifikasi memiliki jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak. Lima desa tersebut yakni Desa Lamatokan, Kecamatan Ile Ape, Lodotodokowa, Kecamatan Lebatukan, Leubatan di Kecamatan Omesuri, Lewoleba Utara di Kecamatan Nubatukan, Belabaja di Kecamata Nagawutun, dan Desa Lamalera A di Kecamatan Wulandoni.

Kehadiran lima desa peduli AIDS tersebut juga sudah mendapat perhatian dari Gubernur NTT Frans Lebu Raya yang telah mengeluarkan imbauan kepada para kepala desa untuk menyisihkan alokasi dana desa (ADD) untuk membantu warga yang teridentifikasi HIV/AIDS. Aparat desa juga diimbau memberikan perhatian kepada mereka terutama mendorong mereka untuk rutin berobat dan mengkonsumsi obat yang dibagikan.

Selain di lima desa tersebut, KPAD Kabupaten Lembata dalam upayanya menangkal penyebaran virus mematikan itu juga telah menambah tiga desa peduli AIDS yakni di Desa Waienga, Kecamatan Lebatukan, Kolontobo di Kecamatan Ile Ape, dan Desa Belang, Kecamatan Nubatukan.

“Kehadiran desa peduli AIDS ini membuat masyarakat semakin memberikan perhatian dan kepedulian terhadap para penderita HIV/AIDS di desanya,” kata Laba Lasar.

Terbentuknya desa peduli AIDS juga sedikit membantu para penderita dakam pengibatan mengingat telah diimbau oleh gubernur untuk menyisihkan sedikit ADD untuk membantu mereka. Selain itu, di desa-desa peduli AIDS pun telah dibentuk sekretariat untuk membantu ketika terjadi kejadian luar biasa yang menimpa para penderita.

Misalnya mengantar mereka ke fasilitas kesehatan untuk berobat hingga dirujuk ke RSUD Lewoleba yang merupakab rumah sakit rujukan bagi para penderita HIV/AIDS. (rin)

Komentar ANDA?