Oleh: Rm Ambros Ladjar, Pr
Hari Jumad Agung, 07 April 2023*. Bacaan. Yesaya 52: 13 – 53: 12 dan Ibrani 4: 14 – 16, 5: 7-9 dan Injil Yoh 18: 1 – 19: 42.
Terkadang kita rasa diri hebat dan membusungkan dada lantaran memiliki segalanya tapi semua yang dibanggakan itu tak abadi. Mungkin saja cumalah kepentingan yang adadi. Banyak peristiwa kematian tragis di sekitar kita yang terus terulang kembali. Kita dikejutkan dan bahkan mengguncangkan batin keluarga.
Hampir setiap saat kita berhadapan dengan kematian orang yang kita kasihi. Sudah pasti pula meninggalkan rasa duka yang dalam. Situasi yang serupa itu memang tak bisa dielakkan. Kesadaran akan kepastian itu membawa orang kepada kegelisahan eksistensial ketika semua kita masih berada di dunia. Apapun yang terjadi apakah derita atau kematian tetap menjadi suatu momok yang menakutkan. Sebab orang sudah terbiasa melihatnya sebagai sebuah kehancuran, malapetaka, nasib sial buat kehidupan masa depan.
Yesus membalikan cara pikir kita tersebut lewat ajaran dan tindakan nyata terutama melalui derita sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Dari narasi sengsara Tuhan yang dikisahkan Yohanes menunjukan bahwa sejatinya Yesus adalah sosok seorang yang teguh dan berani. DIA menghadapi penderitaan dan kematian yang ngeri sebagai pilihan yang tersulit. Kisah sengsara Tuhan tidak saja menggugat perasaan sentimentil kita tiap tahun lewat rasa iba, sedih & sesal, tapi juga mengajak kita untuk belajar dari keteladanan Yesus yang taat. Kita perlu memahami dan menghadapi derita dan kematian Yesus yang berpuncak di atas Salib.
Yesus menunjukan kepada kita betapa teguhnya sikap yang IA miliki. DIA yakin bahwa Salib bukanlah akhir segalanya tapi jalan masuk menuju kebangkitan. Yesus yakin Allah Bapa-Nya takkan meninggalkan DIA biarpun semua orang lari. Para sahabat dekat-Nya takut dan lari tercerai berai meninggalkan DIA, tapi di situlah Yesus menghayati peristiwa Salib sebagai momentum kemuliaan. Dalam peringatan kematian Tuhan Yesus, kita belajar kebenaran dari Sang Guru kita. DIA dihukum bukan karena IA lalai dan bodoh, melainkan karena cinta-Nya kepada kita orang berdosa. Inilah nilai-nilai unggul Salib Kristus yang menyemangati perjalanan hidup kita bahwa:
🔥 Derita dan sengsara Kristus adalah totalitas ketaatan-Nya dalam karya keselamatan. Bagi kita penderitaan dan sengsara Kristus bukanlah sisi negatif yang harus dijauhkan dan dihindari, melainkan tantangan yang harus dihadapi dan diatasi. Kita perlu menggugat identitas kekristenan kita sendiri: seperti apakah ketaatan dan pengorbanan kita dalam segala tugas pelayanan ?
🔥 Sukses, kemuliaan dan kejayaan hanya dapat diraih melalui korban dan derita. Tak ada sesuatu pun jalan yang mudah. Lewat kesulitan dan tantangan, jatuh bangun berulang kali barulah sukses digapai. Injil mengibaratkan dengan biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati baru bisa menghasilkan banyak buah. Tak bisa orang mengharap gampang melainkan lewat kerja keras, kerja cerdas, kerja fokus dan kerja tuntas.
🔥 Salah dan dosa pasti menyisahkan penderitaan dan sesal. Walaupun begitu penderitaan bukanlah hukuman atas dosa sejak manusia pertama Adam dan Hawa, tapi kita dipanggil untuk terlibat. Di saat itu manusia tak mampu, rasa diri kecil dan tak berarti bahkan ada yang sampai alami depresi, gangguan jiwa. Biarpun demikian tetapi dalam Tuhan orang sanggup memandang deritanya.
Penderitaan, sengsara dan kematian Kristus Tuhan yang kita peringati hari ini mengajak kita belajar daripada-Nya. Kita mempersembahkan dan mengorbankan seluruh hidup demi keselamatan sesama, lingkungan alam dan dunia. Jika kita tidak ingat diri berarti solidaritas dengan orang lain. Kita semakin murah hati dan peduli seperti Yesus. Justru inilah tantangan buat kita apakah kita berani berkorban, tahan diri dan menderita demi kebaikan sesama?
Kadang kita berjuang begitu ekstrim tapi sayang kalau cuma sebatas kepentingan keluarga, sahabat dan lingjlkaran orang dalam sendiri. Sementara itu kita abaikan kepentingan dan hak hidup orang banyak. Inikah yang namanya korban dan derita kita mencontohi Kristus Sang Guru kita?
*Salam Seroja, Sehat Rohani dan Jasmani* di Hari Raya Jumad Agung buat semuanya. Tetap taat untuk menjalankan Prokes. Jika ADA, Bersyukurlah. Jika TAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGILAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩
Pastor Paroki Katedral Kupang