Banyak yang mengatakan bahwa sindiran tersebut dilayangkan PDIP untuk NasDem.
Willy menyatakan kalau pihaknya berupaya jujur dalam menentukan sosok yang layak sebagai calon presiden.
Dirinya lantas menyinggung pernyataan tersebut dengan menyatakan, jangan sampai ada partai politik yang tidak sadar akan kemampuan dari kadernya.
“Daripada partainya sendiri tidak mau mencalonkan kadernya yg menonjol dan punya potensi. Itu menipu diri sendiri namanya,” ucap dia.
Tak hanya itu, Willy menyebut, fenomena saling sindir di dunia politik memang wajar.
Namun tidak sepatutnya dilakukan, karena menurut dia, lebih baik antar parpol harus saling menjajaki.
Terlebih belakangan ini, banyak parpol yang mulai masif melakukan komunikasi dengan parpol lainnya.
“Kalo disindir-sindir sudah biasa. Tidak masalah juga. Toh, itu hak mereka. Tapi daripada nyindir ya mending saling menjajaki, siapa tahu cocok. Bisa saja kan?” kata Willy.
Seperti diketahui, NasDem merupakan salah satu partai yang sudah mengumumkan tiga nama bakal calon presiden.
Berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem, ketiga nama itu adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDIP Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Willy menyatakan, ketiga nama itu muncul berdasarkan aspirasi atau saran dari pada pengurus atau kader DPW NasDem di 34 Provinsi.
“Lagi pula bacapres dari NasDem itu aspirasi dari bawah. Para calon yg dinilai punya potensi,” ucap dia.
Dengan begitu kata Willy, keseluruhan bacapres itu merupakan pilihan alternatif dari NasDem untuk mengusung Capres.
Tak hanya itu, bacapres yang disebutkan dalam Rakernas itu juga merupakan ‘modal’ bagi NasDem untuk melakukan penjajakan dengan partai politik lain.
“Kalau tidak cocok dengan calon A, silakan pilih calon B. Kalau tidak cocok dengan keduanya, bisa pilih C. Ibarat kata, NasDem ini hanya memberikan rambu-rambu atau alternatif pilihan,” tukas Willy.
Hasto Sindir Partai Lain