“Kak Frans Lebu Raya adalah politisi yang bekerja tanpa banyak bicara. Dia juga santun, rendah hati dan mengajak keterlibatan orang lain. Selain itu beliau seorang sederhana dan mau mendengar orang lain,” kata Melki Laka Lena, yang hadir pada misa requiem bagi alm Frans Lebu Raya di Gereja Paroko Sta Maria Assumpta, yang dipimpin oleh Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang, Selasa (21/12).
Disaksikan dalam misa requiem itu, hadir sejumlah pejabat daerah Kabupaten Kupang, Kota Kupang dan Provinsi serta tokoh masyarakat.
Usai misa requiem dan pemberkatan jenazah oleh Mgr Petrus Turang, Laka Lena, memberi penghormatan kepada mendiang Frans Lebu Raya, sekaligus memberikan simpati dan dukungan duka kepada Istri alm Ibu Lusia Adinda Lebu Raya bersama anak-anak dan keluarga besar Lebu Raya.
“Untuk Kaka Lusia Adinda Lebu Raya dan anak-anak, semoga diberi kekuatan untuk menghadapi peristiwa Iman ini,” kata Ketua Golkar NTT ini.
Dari gereja Assumpta jenazah mendiang mantan Gubernur NTT dua periode ini akan disemayamkan selama satu jam di kantor Gubernur NTT. Dia akan mendapat penghornatan terakhir dari para pejabat dan pegawai di Gedung Sasando, yang adalah juga karya tangan Frans Lebu Raya.
Selanjutnya jenazah akan dihantar ke bandara El Tari untuk diterbangkan ke Larantuka dan dimakamkan di kampung halamannya, Desa Watoone, Witihama, Adonara.
Alm Frans Lebu Raya meninggal dunia di RS Shangla Denpasar Bali, Minggu (19/12) sekitar pukul 13.00 wita.
Mantan Gubernur NTT dua periode 2008-2018 itu menderita sakit sejak awal Desember 2021. Mantan Wakil Ketua DPRD NTT dan Ketua DPD PDIP NTT itu sebelumnya menjalani perawatan medis di rumah Sakit Sanglah, Denpasar beberapa waktu lalu sebelum meninggal dunia. (MN/bp)
==========
Foto: Melki Laka Lena memberikan penghormatan kepada mendiang Frans Lebu Raya di Gereja Assumpta.