NTTsatu.com – KUPANG – Jelang Launching Sertifikasi Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai (SIG-KAFM) tanggal 30 – 31 Mei 2018 mendatang, hari Sabtu (26/5) kemarin panitia penyelenggara menggelar rapat pemantapan di Lantai II Gedung MCC Ruteng.
Rapat dipimpin oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Manggarai, Manseltus Mitak, SH, selaku ketua umum. Hadir pada rapat tersebut utusan dari Dinas teknis dari Kabupatan Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur, para penggiat Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), Asosiasi Petani Kopi Manggarai (ASNIKM), LSM Ayo Indonesia, dan para pengusaha kopi.
Rapat pemantapan tersebut menyepakati beberapa hal, yakni:
Pertama; Kegiatan launching SIG-KAFM dilaksanakan pada tanggal 30 hingga 31 Mei 2018. Dua agenda utama kegiatan tersebut, yakni kegiatan workshop pada hari pertama dan kegiatan launching pada hari berikutnya.
Kedua: Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Direktur Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI) Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, Direktur Urusan Sinkronisasi Pemerintahan Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Direktur SNV, Direktur VECO/RIKOLTO, utusan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, dan Ford Foundation Jakarta.
Ketiga: Kegiatan ini menghadirkan 50 petani kopi dengan rincian 20 orang dari Kabupaten Manggarai, 20 orang dari Kabupaten Manggarai Timur, dan 10 orang dari Kabupaten Manggarai Barat.
Keempat: Tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pembiayaan menjadi urusan bersama tiga kabupaten serta melibatkan para penggiat dan pengusaha kopi arabika.
Asiten Bidang Administrasi, Perekonomian, dan Pembangunan Setda Kabupaten Manggarai, Ir. Si Ketut Suastika, selaku ketua pelaksana kegiatan saat diwawancarai mengatakan bahwa tujuan utama pelaksanaan launching SIG-KAFM ini adalah untuk mendukung para petani ke arah peningkatan kesejahteraan sekaligus mendorong produksi kopi arabika sesuai permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri.
“Workshop ini diharapkan mampu menghasilkan sejumlah pikiran terkait peningkatan produksi melalui perluasan areal, peningkatan kualitas, dan kesinambungan produksi terhadap permintaan pasar,” tuturnya.
Dia mengatakan kita tidak mau SIG ini menjadi bahan tontonan saja. Ibarat lukisan, hanya sebatas mengagumi namun tidak memproduksi lagi. Harus mengedepankan konsep berpikir 3 K yaitu Ketersediaan, Kontinuitas, dan Kualitas
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Budidaya MPIG Yosep Sudarso. Perwakian LSM Ayo Indonesia mengatakan selain SIG-KAFM bisa dimanfaatkan Sertifikat Fair Trade, juga dapat berdampak pada peningkatan pendapatan petani. Sementara itu Martin Robensi, salah seorang pengusaha kopi di Kabupaten Manggarai, mengapresiasi gelaran launching SIG-KAFM.
“Terbitnya SIG menjadi momentum tepat bagi kebangkitan petani. Mari kita mulai berpikir bahwa bertani bukan hanya menjadi tugas dari para petani saja, tetapi itu menjadi tugas setiap kita, apapun profesinya, yang mau dan peduli pada kebangkitan petani kopi,’ Kata Martin.
Menurutnya, SIG merupakan momentum untuk merubah paradigma tentang petani kopi. “Ini bukan hanya persoalan bagi petani kopi saja tetapi masalah bagi semua stakeholder. SIG juga akan menjawab kebutuhan para pengusaha akan kenyamanan, kepastian, kepercayaan, dan keberlanjutan”, terangnya.
Martin berharap workshop yang akan digelar nantinya melahirkan sistem yang baru mulai dari hulu hingga ke hilir dalam rangka pemanfaatan kopi demi kesejahteraan bersama. Di lain pihak, Hery Sia, Pengusaha Golomory Coffee, menyebut SIG-KAFM sebagai payung hukum yang semakin mempertegas identitas kopi arabika Manggarai. “Sebagai pengusaha lokal, tujuan utama kita adalah mempromosikan kopi arabika asli Manggarai. Dengan terbitnya sertifikasi ini berarti jelas ada payung hukumnya. Dengan berkembangnya Labuan Bajo, itu menjadi ajang promosi untuk kita perkenalkan kopi asli Manggarai”, Pungkasnya
Sebagaimana diketahui, kopi arabika asal Manggarai meliputi yakni Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur, mendapat Sertifikat Indikasi Geografis (SIG). Sertifikat ini memungkinkan kopi arabika Flores Manggara bisa diekspor langsung ke luar negeri. Kopi Arabika dari tiga kabupaten ini mendapat SIG, karena memiliki cita rasa khas dan aroma kuat dan mendapat skor nilai 86. (mus)
Foto : Suasana rapat pemantapan