Lima Desa di TTS Dilanda Kelaparan

0
605

KUPANG. NTTsatu.com – Sebanyak lima desa di Kecamatan Amanuban Selatan dan Kecamatan Kualin Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda kelaparan karena gagal panen akibat minimnya curah hujan di wilayah itu. Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan akan turun ke TTS, besok, Rabu, 17 Juni 2015.

“Pemerintah daerah sudah salurkan Raskin 50 ton untuk tahap pertama. Ini adalah intervensi pemerintah TTS terhadap kondisi yang dialami masyarakat,” kata Asisten I Setda Kabupaten TTS, Epy Tahun yang dihubungi wartawan dari Kupang, Selasa, 16 Juni 2015.

Ia menjelaskan masih sekitar 50 ton beras keluarga miskin (Raskin) sebagai cadangan dari pemerintah TTS dan 200 ton lagi yang akan dikirim oleh pemerintah daerah Provinsi NTT.

Menurut Epy, adapun upaya pemerintah untuk jangka waktu yang panjang yakni optimalisasi sumur bor untuk mengairi tanaman umur pendek guna mengatasi kelangkaan atau kekurangan pangan yang dialami warga setempat.

Ia mengemukakan, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa dipastikan akan berkujung ke TTS untuk melihat langsung kualitas dan kuantitas raskin yang dibagikan kepada masyarakat. Menteri Sosial juga akan mengunjungi gudang penyimpanan raskin dan melihat langsung kondisi warga TTS yang kekurangan pangan.

Lima desa yang dilanda kelaparan adalah Desa Toineke, Tuafanu, Kiufatu, dan Oni di Kecamatan Kualin, dan Desa Oebelo di Kecamatan Amanuban Selatan. Jumlah penduduk di lima desa itu sebanyak 2.938 kepala keluarga (Kk) atau 12.204 jiwa yang merasakan dampak gagal panen akibat kekeringan yang melanda daerah itu.

Anggota DPRD NTT Jefri Banunaek menilai pemerintah daerah lambat menangani musibah kelaparan yang dilanda warga lima desa tersebut. Padahal, musibah itu melanda warga sejak awal 2015 akibat gagal panen.

“Pemerintah sepertinya tidak mau memperhatikan kondisi warga yang sedang kelaparan padahal musibah itu sudah sejak awal Januari 2015,” tegas Jefry.

Dijelaskan, peristiwa itu seharusnya sudah masuk dalam kategori bencana karena yang mengalami adalah ribuan jiwa. Sehingga tugas pemerintah adalah memberi bantuan agar warga yang kelaparan tidak dilanda sakit penyakit.

Ia menyampaikan, sangat disayangkan karena beberapa waktu lalau ratusan warga di lima desa itu terpaksa mengonsumsi putak (bagian tengah batang pohon gewang) yang sering digunakan untuk pakan ternak. Alasan warga mengkonsumsi putak karena kehabisan stok pangan sejak akhir Januari 2015. Ketersediaan bibit untuk musim tanam tahap kedua juga terpaksa dipakai untuk makan karena tidak ada cadangan makanan.

Menurut Jefry, seharusnya warga tidak lagi dilanda kelaparan jika pemerintah serius terhadap kondisi tersebut, karena sejak awal Januari 2015 warga sudah mengalami gagal panen. “Saya melihat pemerintah hanya bersikap apatis sampai saat ini, padahal sejak awal Januari 2015 warga sudah kekurangan pangan,” jelas Jefry.(iki)

Komentar ANDA?