Lusa, Unwira Gelar Seminar Internasional di Kupang

0
862
Foto: Humas Panitia Seminar Internasional Unwira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona

NTTsatu.com – KUPANG – Sabtu, 20 Oktober 2018 Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang akan menggelar Seminar Internasional bertajuk: “Potensi Kedekatan (Proximitas) Antara Timor Timur dan Timor Barat : Menjembatani Kesejangan Sosial, Politik, Ekonomi, dan Budaya”.

Humas Panitia Seminar Internasional, Mikhael Rajamuda Bataona melalui rilis yang diterima media ini, Kamis, 18 Oktober 2018 menjelaskan,

bahasan seminar ini mengambil latar kelompok budaya Timor terutama didasarkan pada pertimbangan keunikan realitas kehidupan orang Timor yang yang dipisahkan oleh dua negara meski datang dari warisan kebudayaan yang sama.

Diantaranya, persoalan hambatan pembangunan di Timor karena faktor mental kebudayaan, tarik-ulur masalah konflik sosial di kamp pengungsian, bentuk-bentuk kekerasan di sepanjang wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste, dan lainnya.

Karena itu, melalui seminar ini akan dibahas ragam bentuk persoalan yang diangkat berdasarkan kajian yang dilakukan baik di Timor Timur maupun di Timor Barat. Seminar ini menargetkan perumusan dan pemecahan masalah seputar aras pembangunan di kedua negara.

Seminar internasional ini bertujuan menyajikan sejumlah hasil penelitian dalam berbagai aspek / konteks kehidupan masyarakat Timor (Timur dan Barat) melalui pendekatan interdisipliner.

Substansi pelaksanaan seminar internasional ini terdiri dari 2 sesi besar, yaitu pembahasan oleh pembicara kunci dan pemaparan hasil kajian oleh dosen Unwira. Pembicara kunci akan dibawakan oleh Prof. Em.Dr. Karel Steenbrink (Profesor emeritus dari Universitas Utrecht Nedetherland) dengan pokok bahasan ‘The Historical Link of Catholic Church in East and West Timor.’ Tema kajian ini akan memaparkan tentang Hubungan Sejarah Gereja Katolik antara Timor Timur dan Timor Barat.

Dari tulisan ini kita dapat mendeteksi kesamaan keyakinan beragama yang dianuti warga kedua negara. Orang Timor Leste bersama dengan orang Noemuti, Larantuka, dan Sikka mewarisi ritual-ritual keagamaan yang hampir sama dan karenanya dapat dikembangkan sebagai aset pariwisata religius.

Selanjutnya, tema yang sama akan dibahas secara mendalam oleh Dr. Philipus Tule, SVD (Rektor Unwira-Kupang), dan Dr.Theo Silab dari Unwira serta Dr. Manuel Vong dari Timor Leste.

Selanjutnya, topik tentang kesamaan akan mengaburkan batasan-batasan sosial di antara manusia dan memungkinkan manusia secara bersama-sama menanggapi secara positif tuntutan kebudayaan dan lingkungan akan dibahas oleh Profesor Johannes Widodo dari Universitas Singapura.

Pada sesi selanjutnya, berkaitan dengan persoalan kebudayaan, Dr. Gregor Neonbasu dari Unwira akan berbicara tentang upaya untuk mencari akar kebudayaan yang menjadikan manusia hidup dalam ekspresi kehidupan yang berbeda-beda.

Masalah lainnya yang juga menarik dalam kajian selanjutnya adalah soal ekonomi. Di mana, faktor mobilitas dan kebudayaan turut mempengaruhi persoalan ekonomi. Hal ini akan dibahas oleh Dr. Benedictus Juliawan, SJ dari Universitas Sanata Dharma. Beliau akan berbicara tentang para pekerja migrant di perbatasan Indonesia dan negara-negara tetangga.

Kemudian pada sesi selanjutnya, bahasan tentang mobilitas sosial yang menyiratkan interaksi dengan kelompok etnis lain akan dibahas secara khusus dalam kajian tentang keberadaan kelompok etnis Bugis yang tersebar dari wilayah Kupang hingga Timor Leste. Bagaimana orang Bugis mempertahankan kebudayaan mereka dalam interaksinya dengan orang Timor ini, akan dipaparkan secara lengkap oleh Dr.Norman Said dari Universitas Islam Nasional Alauddin, Makasar.

Lalu kajian yang juga menarik untuk disimak dan dipahami oleh publik adalah tentang fakta bahwa interaksi sosial di daerah perbatasan tidak hanya dipengaruhi oleh pertemuan budaya-budaya kelompok etnis yang berbeda. Tetapi juga oleh karena dampak paparan media. Tema ini akan dibahas secara mendalam oleh Dr. Edu Dosi. Beliau akan membahas tentang sejauh mana paparan terhadap media telah menghasilkan perubahan perilaku dan mental.

Selain para pembicara kunci, seminar ini juga akan sangat menarik karena akan diisi dengan pemaparan hasil kajian dari dosen-dosen Unwira lintas ilmu. Mereka akan memaparkan berbagai tema kajian seputar keunikan budaya, kearifan lokal dan pola hidup etnis-etnis di Timor. Oleh karena itu seminar internasional ini diharapkan dapat menyediakan pengembangan bahan, metode kajian, dan kebijakan politik bagi pemerintah, LSM, dan Universitas sebagai mitra kerjasama pembangunan di Timor.

Tentunya juga, tiap persoalan yang dibahas dalam seminar ini menjadi rekomendasi bagi kedua negara – Indonesia dan Timor Leste – untuk menjembatani berbagai kesenjangan hidup dalam rangka menciptakan perdamaian dan harmoni.

Hal lainnya yang juga penting untuk diketahui oleh publik adalah bahwa seminar internasiona ini akan sekaligus menjadi acara launching penanda komitmen Unwira untuk secara rutin mengadakan kegiatan seminar internasional setiap tahun dengan sasaran bahwa kajian-kajian seputar persoalan politik, ekonomi, sosial dan budaya, di Timor (baca: NTT).

Selain itu, kegiatan seminar internasional yang akan digelar di Hotel Neo Kupang ini akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat. (bp)

Komentar ANDA?