KUPANG. NTTsatu.com – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Nusa Tenggara Timur, Lusia Adinda Lebu Raya menyatakan, jika kegiatan PKK berskala besar dia akan mengundang media masa, namun kalau kegiatan hanya turun lapangan dia justru lebih memlilih medianya masyarakat langsung.
“Kalau kegiatan yang kami selenggarakan cukup besar, biasanya mengundang media. Tapi, kalau kunjungan-kunjungan saya ke desa, tidak perlu diliput. Masyarakat bisa melihat sendiri. Biasanya saya ajak kader-kader PKK yang kuat, sampai ke desa-desa terpencil,” kata Lusia saat Kegiatan Badan koordinasi Kehumasan (Bakohumas), terkait kinerjanya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT.
Istri Gubernur NTT itu, hadir sebagai narasumber tunggal pada forum yang mengambil tempat di Hotel Silvia, Kupang, Kamis (1/12).
“Saya bersyukur memiliki 35 Kader PKK yang jempol-jempol. Saya juga dibantu oleh setidaknya 52 ribu Kader PKK dan Posyandu di seluruh NTT. Mereka setia mendampingi saya, hingga ke tempat-tempat yang jarang didatangi. Tanpa listrik, tanpa signal phonsel. Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan di desa, tetapi dampaknya sangat besar bagi masyarakat. Berbagai Penyuluhan, Pelatihan mengolah panganan lokal, kerajinan tangan dan pelatihan ketrampilan lain adalah bentuk dukungan kami, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga” jelasnya.
Forum Bakohumas terakhir di tahun 2016 itu, mengambil tema *Peran Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai mitra Pemerintah dalam Menyukseskan Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Kemasyarakatan di Provinsi NTT*.
Wanita Kelahiran 42 Tahun lalu itu pun menyebut beberapa contoh sukses, seperti Desa Nita, Maumere, yang sudah memiliki apotik desa sendiri. Lusia bahkan tidak sungkan menyebut program Ayam Telur Masyarakat (ATM), sebagai contoh bagus yang dikembangkan ibu Wakil Bupati Manggarai Barat. Ada juga program pengembangbiakan kambing oleh Bupati TTS, dengan hasil susu bagi pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak.
Seperti dijelaskan dalam materinya, Lusia menyebut bahwa, Pokja I membidangi urusan pendidikan anak dan remaja. Pokja II, membidangi urusan pemberdayaan ekonomi keluarga. Pokja III membidangi pemanfaatan lahan melalui Hatinya PKK. Sementara, Pokja IV membidangi urusan hidup bersih sehat dalam keluarga dan lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat dan perilaku kerja. Ia pun mengakui jika, banyak orang belum mengetahui persis peran PKK. Karenanya, tidak sedikit pihak yang masih menilai minor kehadiran PKK.
“Saya tegaskan, PKK bukanlah Organisasi Perempuan. PKK digerakan oleh para kader yang adalah relawan. Bapak-bapak juga bisa terlibat dalam urusan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga ini. Secara khusus, Kelompok Dasawisma memiliki posisi sangat strategis di desa/kelurahan” tekannya. (humas setda ntt)