NTTsatu.com – RUTENG – Mahasiswa Katolik dunia merasakan keaslian pada masa lampu ketika tiba dan nginap di Kampung Ruteng Pu’u sebagai salah satu obyek wisata rumah adat di Kabupaten Manggarai.
“Saya melihak kontruksi rumah adatnya masih sangat asli, senang sekali berada di kampung ini,” kata Nono Baang Seniman asal Philipina alumni mahasiswa katolik saat berdiskusi bersama NTTsatu.com.
Dia mengatakan , keaslian seperti ini jarang dijumpai di Filipina. Karena pengaruh kemajuan teknogi semua yang unik dan asli telah berubah semuanya.
Dirinya dan mahasiswa bersepakat akan mempromosikan Flores dan obyek wisata Ruteng Pu’u kepada teman- teman alumni mahasiswa katolik, keluarga dan kenalan dari negara masing terkait keramahan dan keaslian budaya Flores.
“Hari saya baru melihat sambutan budaya yang asli di kampung Ruteng Pu’u,” kata Nonon.
Dia berharap PMKRI Ruteng dan pemuda di Manggarai sebagai generasi penerus harus mempertahankan budaya yang asli seperti ini. “Jangan biarkan pemuda Manggarai dipengaruhi budaya asing yang bisa menghilangkan kewibaan keaslian budaya kita sendiri,” harapnya.
Sementara Viktor, presiden Mahasiwa Katolik dalam sambutan singkatnya di acara gala dinner di aula Ranaka kantor Bupati Manggarai, Sabtu (15/7) malam menyampaikan rasa terimakasih karena sudah diterima dengan budaya yang asli di kampung Ruteng Pu’u. Kepada teman dari 25 negara dia meminta untuk mempromisikan hudaya asli Ruteng Pu’u dan Flores pada umumnya kepada sahabat dan kenalan setelah kembali ke negara masing-masing.
Sementara Wakil Bupati Manggarai Viktor Madur dalam sambutannya menjelaskan beberapa obyek wisata di Manggarai yang sudah mendunia kepada mahasiswa katolik tersebut.
Dia berharap ajang summer school mahasiswa Katolik dari 25 negara tersebut dapat meningkatkan ekonomi pariwisata Manggarai di masa yang akan datang melalui promosi mahasiswa katolik ketika sampai di negaranya masing- masing . (mus)