Maket SIC Sudah Jadi Barang Rongsokan

0
614
Foto: Mendagri Tjahyo Kumolo melihat dari dekjat maket SIC saat peletakkan batu pertama pembangunan SIC pada 5 September 2015 lalu

NTTsatu.com – MAUMERE– Sebuah maket Sikka Innovation Center (SIC) yang merupakan bentuk tiruan tiga dimensi dari pembangunan SIC, kini dibiarkan tanpa perawatan. Maket SIC tersebut terkesan sudah seperti barang rongsokan yang tidak bernilai.

Pantauan media ini, Kamis (9/11), maket SIC itu dibiarkan tergeletak di salah satu ruangan Kantor Dinas Perdagangan dan Koperasi dan UKM Kabupaten Sikka. Ruangan itu sendiri terbuka, terletak di bagian belakang kantor tersebut. Maket SIC ditempatkan pada salah satu pojok ruangan.
Sejak tahun 2017 pengelolaan SIC sudah dialihkan kepada Kantor Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Kabupaten Sikka.

Mestinya, bersamaan dengan pengalihan pengelolaan, maket SIC sebagai simbol konsep besar ini juga bagusnya  diletakkan pada ruang kerja Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) SIC di Kantor Bappeda dan Litbang. Atau setidaknya diletakkan pada salah satu gedung SIC.

Padahal sebelumnya maket SIC ini menjadi barang mewah dan sakral ketika dipamerkan pada peletakkan batu pertama pada 5 September 2015. Saat itu maket SIC diletakkan pada posisi strategis, yang bisa dilihat semua orang yang mengikuti peletakkan batu pertama.

Usai peletakkan batu pertama dan penandatangan prasasti, yang dilakukan pertama kali Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo yakni melihat langsung maket SIC. Di situ dia mendapat penjelasan detail tentang bagaimana pembangunan dan prospek SIC ke depan selama masa pemerintahan Yoseph Ansar Rera dan Paolus Nong Susar.

Saat itu Tjahyo Kumolo didampingi sejumlah pejabat seperti Gubernur NTT Frans Leburaya, Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno, Wakl Bupati Sikka Paolus Nong Susar, Ketua DPRD Sikka Rafael Raga, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kensius Didimus. Kurang lebih 15 menit Mendagri mendapat informasi tentang SIC.

Dua tahun sudah pasca peletakkan batu pertama, ternyata SIC sama sekali tidak bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Sikka. Padahal DPRD Sikka telah menyetujui alokasi anggaran pembangunan sebesar Rp 50 miliar, yang rencananya pembangunan akan dilakukan secara bertahap sampai tahun 2019.

Kini SIC sudah menelan biaya Rp 4.383.161.000 berupa dua gedung workshop, tugu gading, dan jalan masuk.

Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan SIC bertujuan sebagai wadah pertumbuhan industri kecil menengah dengan bisnis inovatif produk lokal sekaligus potensi-potensi unggulan yang perlu dikembangkan seperti industri hasil perkebunan, hasil perikanan, industri kerajinan tenun ikat dan lain sebagainya. (vic)

Komentar ANDA?