Marsekal Embu Agapitus yang Rajin Menulis Lagu

0
2220

NTTsatu.com – KUPANG – Menulis lagu merupakan sisi lain dari Marsekal Pertama TNI Drs. Embu Agapitus, M.Si (Han). Lelaki kelahiran Kota Pancasila Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Komando Garnisun Tetap II Bandung, ini mendedikasikan dirinya untuk membuat karya-karya seni bagi nusa dan bangsa.

Dalam percakapan dengan media belum lama ini, Marsekal Embu Agapitus mengatakan, menciptakan lagu merupakan salah satu aktivitas tambahan di luar tugasnya sebagai seorang prajurit TNI. Menciptakan lagu sebagai aktualisasi seni dan sekaligus olah intelektual.

Lagu-lagu ciptaan Marsekal Embu Agapitus pada umumnya bernuansa ajakan peduli lingkungan, promosi pariwisata khususnya pariwisata NTT dan pesan moral. Judul-judul lagu dengan 3 nuansa tersebut antara lain : Bena Village, Preserve Komodo, Persada NTT, Desa Nusantara, Global Warming, Go Green, Ebulobo, Flores Nusa Bunga, Eksotis Pulau Sumba dll.

Tercatat sudah lebih dari 40 judul lagu diciptakan oleh Veteran Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia ini. Menciptakan lagu menurut suami dari Selfiana Gratia Nuwa Veto, selain menghibur masyarakat luas, juga sebagai media menyentuh nilai-nilai universal karena dapat merambah seluruh cita rasa diri setiap manusia di mana pun berada.

Terbukti, banyak pula karya lelaki jebolan Universitas Nusa Cendana (Undana) Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Bahasa Inggris tahun 1985 ini kerap membaladakan negeri ini.

Marsekal Epi demikian panggilannya mengatakan, Indonesia memiliki banyak keberagaman. Bahkan ia menyebut NTT merupakan Indonesia mini banyak memiliki kekhasan.

Lagu Inerie sebuah karyanya menarasikan tentang keagungan Gunung Inerie di Pulau Flores. Lagu itu sungguh memberi kesan magis. Ia juga menulis sebuah lagu khusus tentang almamternya SMA Syuradikara, Ende berjudul IAS Nusantara. Di kota tempat Bapa Bangsa Soekarno merenungkan lima sila Pancasila itu memberi banyak inspirasi baginya.

Ia juga menulis sebuah lagu berjudul Si Pulau Paus, Lembata. Lelaki berkulit hitam manis ini melukiskan secara gambalang tentang kontur tanah berbatu dan berbukit, namun memiliki banyak obyek wisata. Satu di antaranya, yakni Lamalera. Sebuah desa kecil di selatan Lembata yang sudah ratusan tahun terus merawat tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional.

Hanya menggunakan tempuling (sepotong besi yang diikatkan pada sebilah kayu), para nelayan Lamalera dapat memburu dan membunuh ikan raksasa itu. Masih banyak karya lain dari lelaki yang selalu menebar senyum ini.

Beberapa bulan belakangan ini, Marsekal Embu Agapitus menulis sebuah lagu berjudul Sang Ibu TNI. Lagu ini sudah menjadi konsumsi publik, telah beredar luas di Youtube. Pesan dari lagu ini yakni
agar para istri TNI terus mendampingi dan memberikan spirit kepada suami dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.

Bulan lalu Marsekal Embu Agapitus juga telah merilis (launching) sebuah lagu berjudul Dusun Bambu dan dalam waktu dekat akan segera launching sebuah lagu dengan judul PELANGI NUSANTARA.

Bagi kita, Marsekal Embu Agapitus merupakan aset bangsa yang tak ternilai. Lelaki ini punya jenjang karier dan pengalaman yang banyak di bidangnya. Di antaranya, pernah menjadi Komandan Batalion 465 Paskhas berkedudukan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusama, Jakarta, Komandan Satuan Protokol Detasemen Markas (Denma) Mabes TNI, Wakil Komandan Denma Mabes TNI, Asisten Personel Korps Pasukan Khas, Kasubdit Binkemilsik Mabesau.

Direktur Latihan PMPP TNI, Komandan Latihan Kontingen Garuda untuk misi Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia, Kasubdit Asia Pasifik Direktorat Analisa Strategis Ditjen Strahan, Kasubdit Amerika, Eropa, dan Afrika Direktorat Analisa Strategis Ditjen Strahan, Kabid Kerjasama Bainstranas Kemhan RI dan Sekretaris Badan Instalasi Strategis Nasional Kemhan RI. (*/bp)

Komentar ANDA?