Masih Banyak Pedagang Jual di Pelataran dan Halaman Pasar Alok

0
1313
Foto: Sejumlah pedagang sayur-mayur memilih berdagang di pelataran dan halaman Pasar Alok, meskipun pemerintah sudah menyiapkan fasilitas untuk mereka

NTTsatu.com – MAUMERE– Problema di Pasar Alok Maumere sepertinya tidak pernah akan selesai. Ada saja pelbagai realitas yang begitu tampak kasat mata. Misalnya masih begitu banyak pedagang yang setiap hari berjualan di pelataran dan halaman pasar.

Seperti yang dilihat media ini pada Kamis (7/9), sehari pasca aksi demo pedagang ke DPRD Sikka. Pelataran Pasar Alok di depan los penjualan daging sapi, sudah difungsikan menjadi tempat jualan. Para pedagang menggelar berbagai jenis dagangan seperti sayur-sayuran dan kebutuhan dapur. Padahal mestinya areal itu berfungsi sebagai tempat parkir kendaraan bermotor.

Puluhan pedagang menggelar dagangan di atas tanah. Mereka tidak peduli dengan panas yang menyengat. Dua orang ibu yang sudah setengah tua, terpaksa berdagang sambil memayungi diri untuk mengamankan tubuh dari sengatan matahari.
Beberapa pedagang yang dimintai pendapatnya, enggan menyebutkan nama. Mereka mengatakan kondisi seperti itu sudah berlangsung lama.

Sebenarnya fasilitas bangunan untuk penjualan sayur-mayur sudah disediakan. Namun pedagang memilih pelataran dan halaman agar bisa lebih dijangkau konsumen.

Pikiran mereka sederhana, bahwa konsumen lebih cenderung berbelanja kebutuhan yang bisa dijangkau lebih dekat dan cepat. Jika mereka menempati los sayur-mayur, maka kecil kemungkinan konsumen masuk sampai ke dalam los penjualan.

Selain di pelataran dan halaman, para pedagang sayur-mayur juga berjualan langsung berbatasan dengan marka jalan. Uniknya, para pedagang justeru berdiri di dalam selokan. Ada juga pedagang yang menggelar dagangan di depan kios-kios.

Sementara itu di bagian utara Pasar Alok, berbatasan dengan tembok, kini sudah berdiri 20 buah lapak sayur-mayur dan buah-buahan. Tempat ini sebelumnya pernah menjadi lapak ayam potong.

Manajemen Pasar Alok kemudian menutup lapak ayam potong dan memindahkan ke lokasi lain di bagian dalam Pasar Alok.

Seorang pedagang buah yang engan menyebutkan namanya, mengaku tidak ada tempat yang strategis buat dia untuk menjual buah-buahan. Los penjualan buah sudah dipadati pedagang buah, sehingga dia memilih membuka lapak di tempat itu.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Lukman mengatakan sebenarnya masih ada los yang baru dibangun tahun lalu, dengan peruntukan bagi para pedagang sayur-mayur dan lain-lain. Hanya saja, para pedagang lebih suka memilih berdagang pada tempat yang lebih mudah dijangkau.

“Jadi itu kebiasaan dari orang kita, yang istilah mereka itu adalah jemput bola, mereka selalu mau berjualan di bagian depan, padahal kita sudah siapkan di bagian belakang. Nanti kami akan tertibkan,” jelas Lukman. (vic)

Komentar ANDA?