RUTENG. NTTsatu.com – Warga Kampung Gumbang Desa Riung Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai,berbondong-bondong “terjun” ke sungai Wae Pesi yang bersebelahan dengan kampung mereka.
Potensi batu akik yang cukup tinggi di sungai tersebut baru mereka sadari akhir-akhir ini. Namun sayangnya, warga masih menjualnya dengan harga murah karena dijual dalam bentuk bongkahan.
Frans Egom (43) mengungkapkan Kepada NTTsatu.com Minggu (7/2/2016), warga beramai-ramai mencari batu akik di Sungai Wae Pesi ketika tren mengenakan cincin batu akik berlaku di kalangan masyarakat. Belum adanya pengetahuan khusus menyebabkan warga mencari batu mulia dengan melihat warna dan bentuknya saja.
Namun harganya yang cukup lumayan menyebabkan warga merasa sangat bersyukur. Pasalnya, pendapatan sebagian besar warga yang hanya sebagaian besar adalah Petani tidak sebanyak seperti saat mencari batu di sungai.
“Pokoknya kalau berwarna kuning, merah atau warna lain kita ambil. Bentuknya juga tidak halus banget. Ciri-ciri khusus kita belum tahu,” ungkapnya,
Warga kampung Gumbang sama sekali tidak tahu jika kampungnya memiliki potensi besar dalam hal batu akik. Sudah semenjak beberapa tahun lalu, warga di dusun tersebut tidak mempedulikan batu yang bernilai ekonomis tersebut.
Setelah dikumpulkan dalam bentuk bongkahan batu tersebut dijual warga di pinggir jalan Ruteng-Reo menunggu para pengendara dan penumpang yang gemar batu akik singgah untuk membeli batu akik.
“Kami jual bongkahan batu ini dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp.50 ribu,” tambahnya. (mus)
=====
Keterangan Foto : Warga Gumbang Menjual Batu Akik di Pinggir jalan Ruteng-Reo