Masih Sekitar 17.538 KK Warga Matim BABS

0
432

BORONG, NTTSatu.com – Di tengah maraknya kampanye soal kebersihan sanitasi oleh Pemerintah  dan Yayasan Plan, di kabupaten Manggarai Timur (Matim) masih sekitar 17.528 KK melakukan tindakan Buang Air Besar Sembarang (BABS) Karena tidak memiliki jamban keluarga.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan sebelumnya jumlah KK yang BABS sebanyak 50.000 KK, namum sudah berangsur menurun mulai menurun dari tahun 2013 dan sekarang masih tersisa sekitar 17,528 KK yang belum memiliki jamban.

Demikian Robertus Rio Putra  Ketua  Plan Manggarai Timur yang bergerak di bidang Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) kepada NTTsatu.com, Rabu (9/3).

Dia mengatakan dua tahun terakhir kasus BABS sudah mulai menurun ketika sudah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan berbagai pendekatan  yang dilakukan Plan  bersama berbagai pihak terutama pemerintah.

“Kita melakukan pendekatan langgusng kepada masyarakat terutama pendekatan budaya Manggarai Timur,” katanya.

Karena ketidak tersedianaya jamban sejak tahun 2015 bagi 50 ribu kk menyebabkan  begitu banyak penderita  penyakit diare yang terdata sebanyak 6.602 warga. Dan saat ini sudah muncul kesadaran masyarakat dengan dukungan Pema Matim sehingga mereka bisa membangun jamban.

Pada tahun  2015 mengalami penurunan hingga  3.355 kasus diare . “Ini data dari Dinkes Matim kasus diare sudah mengalami penurunan selama tahun 2015 dan mudah-mudahan di tahun 2016 semakin berkurang lagi,” harapnya,

Dikatakanya,team  Plan Matim sudah melakukan berbagai upaya untuk memicu kesadaran masyarakat yang difokuskan di  tujuh Kecamatan di Matim  dengan membangun jamban pribadi dalam bentuk arisan dan pelatihan usaha pembuatan closet dengan harga yang mudah dijangkau masyrakat .

Robertus mengatakan,   kegiatan STBM  didukung oleh  Pemda Matim sebagai salah satu bentukanya adalah  Pokja memiliki SK sanitasi No.5 tahun 2012 dari Bupati , Program STBM masuk dalam RPJMD Matim tahun 2014 sampai 2018,dan juga rencana strategi 5 tahun dari beberapa instansi yaitu Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidupa (BLHD), Pekerjaan Umum (PU) ,dan Dinas Perindustrian , perdagangan Koperasi Matim.

“Dua tahun terakhir sejak 2014 hingga 2016 ditargetkan sampai 2018 kegiatan STBM di Matim didukung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)  kabupaten Matim. Dengan adanya dukungann  dari Pemda  kita targetkan 2018  Matim bebas BABS.” Tambahnya.

Sementara Johni Nggeo, Warga Dampek Desa Satar Padut Kecamatan Lamba Leda   meminta bantuan pemerintah dan Plan Matim untuk melakukan pemicuan di wilayah sekitar pantai utara Dampek karena masih begitu banyak warga yang BABS.

Dia menjelaskan banyak warga sekitar  pantai tidak membangun jamban penyebabnya  adalah ketika dibangun jamban sederhana dengan lubang  tanpa difondasi menggunakan  campuran semen. Lubang jamban itu kembali tertutup pasir pantai.

“Banyak warga yang mengeluhkan masalah ini sehingga kesadaran untuk membangun jamban berkurang,” tandasnya. (mus)

=====

Foto: Robertus Rio Putra  Ketua  Plan Manggarai Timur

Komentar ANDA?