NTTsatu.com – MAUMERE – Ketua Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng bicara tegas di Gedung Sikka Convention Center (SCC), Senin (28/5). Dia menyasar figur pemimpin yang nanti dipilih pada 27 Juni 2018 mendatang. Tidak tanggung-tanggung Melchias Mekeng mengingatkan agar masyarakat tidak memilih bupati yang mental pemain proyek.
“Pilih bupati, jangan yang suka main proyek. Nanti hancur daerah ini,” pesan Melchias Mekeng di depan camat, kepala desa, dan ratusan peserta Workshop Evaluasi Implementasi Sistem Tata Kelola Keuangan Desa dengan Aplikasi Siskeudes.
Dalam workshop ini hadir juga Pelaksana Tugas Bupati Sikka Paolus Nong Susar, Direktur Pengawasan Bidang BUMD BPK RI Juliver Sinaga, Kepala BPKP Perwakilan NTT Ericson Simbolon, Sat Tipikor Polda NTT Nanang Soebeti, dan jajaran Forkopimda Kabupaten Sikka.
Merasa tidak cukup dengan itu, Melchias Mekeng juga “menembak” istri bupati. Dia mengingatkan agar istri bupati sebaiknya di rumah saja, atau mengurus Tim Penggerak PKK yang biasanya diketuai oleh istri bupati.
“Jangan urus proyek. Sebaiknya di rumah saja. Urus PKK. Jadi pilih bupati yang istrinya tidak tahu main proyek,” ungkap Melchias Mekeng.
Belum diketahui siapa sebenarnya yang sedang disasar Melchias Mekeng. Namun media ini mendengar kasak-kusuk bahwa Melchias Mekeng sedang menumpahkan kemarahannya pada seseorang figur. Sebagaimana diketahui, ada tiga calon Bupati Sikka yang mengikuti kontestasi Pilbup Sikka Tahun 2018, yakni Alexander Longginus, Fransiskus Roberto Diogo, dan Yoseph Ansar Rera selaku petahana.
Sehubungan dengan peringatan agar tidak memilih bupati dan istri yang bermentap pemain proyek, Melchias Mekeng juga mengungkap tentang sikapnya yang tidak mengalokasikan dana jaringan asmara kepada Kabupaten Sikka selama dua tahun anggaran yakni 2017 dan 2018.
“Dua tahun ini saya tidak kasih anggaran ke Sikka. Karena kacau. Untuk apa saya kasih. Silakan kalau ada yang marah. Tapi saya selamatkan kabupaten ini,” ujar putra asli Kabupaten Sikka ini.
Pada tahun 2017, dia menggelontorkan dana Rp 50 miliar untuk kelanjutan pembangunan jalan lingkar luar. Namun ternyata pemerintah daerah memplotkan dana tersebut untuk jalan poros kecamatan. Karena tidak sesuai usulan, Melcihas Mekeng mengaku terpaksa mengunci anggaran. Kemudian pada tahun 2018 dia sama sekali tidak mengalokasikan anggaran. Dia mengaku kuatir pemerintah daerah bermain-main dengan proyek. (vic)
Foto: Ketua Komisi XI Melchias Markus Mekeng sedang berbicara pada Workshop Evaluasi Implementasi Sistem Tata Kelola Keuangan Desa dengan Aplikasi Siskeudes di Gedung SCC, Senin (28/5)