Foto: Kadis Kesehatan Kota Kupang, Dokter Ari Wijana
KUPANG. NTTsatu.com,-Memasuki musim hujan, warga Kota Kupang dihimbau mewaspadai penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare, dan deman berdarah dengue (DBD). Meski tren penderita ketiga penyakit ini masih dalam batas normal, namun kewaspadaan dini dan pencegahan dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) harus tetap terlaksana.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kupang, dr. Ary Wijana kepada wartawan di Kantor DPRD, Kamis (26/11/2015). Dikatakanya, penyakit yang sangat berhubungan dengan musim hujan dan biasanya mendera warga yakni penyakit seperti ISPA, DBD dan diare. Karena pada musim hujan ini, terkadang persediaan air bersih menjadi kendala utama dan penyebab munculnya aneka penyakit.
“Walaupun hingga saat belum ada laporan soal penyakit kepada kami di Dinkes, tetapi kami tetap antispasi penyakit demam berdarah. Karena tahun 2016 masuk siklus lima tahunan dan 10 tahun, penyakit ini sering meningkat, karna itu kami terus melakukan langka antispasi yakni dengan sosialisasi gerakan 3 M dan lakukan monitoring kasus. Bila perlu kita lakukan voging, serta pembagian abate secara gratis bagi masyarakat yang dilakukan pada Desember mendatang,” jelasnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia meminta masyarakat untuk ikut berpartisipasi, karena dalam langka penanganan tidak bisa hanya mengharapkan Dinkes sendiri. Penanganan utama adalah melalui upaya pencegahan. Masyarakat harus lebih dini mengetahui penyakitnya, apa lagi tentang DBD. Sehingga bila anak panas tinggi mendadak,nyeri uluh hati sampai muntah , dan bintik merah pada kulit serta sampai mimisan, segera dibawah ke tempat pelayanan kesehatan terdekat yakni Pustu atau Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan, guna bisa disimpulkan stadiumnya apakah butuh dirawat nginap atau rawat jalan.
“Untuk itu saya menyarankan masyarakat dapat memiliki Jamkesmas atau BPJS ,untuk mengatispasi karena tentunya kita tidak mau sakit,namun saat kita sakit dan tidak memilki anggaran maka jaminan kesehatan masyarakat dapat terlindung dan tidak lagi kesulitan,” katanya.
Dalam menyambut musim hujan, kata Wijana, masyarakat dihimbau untuk menjaga lingkungan. Bila ada genangan harus segera ditangani karena akan menjadi media untuk nyamuk berkembang biak yang dapat menimbulkan malaria maupun DBD. Selain itu, ada benda yang potensi menampung air hujan harus dikubur atau dibalik.
“Jika masyarakat merasa air minum terkontiminasi, segera melaporkan ke Puskemas agar tenaga kesehatan dapat melakukan poritisasi, Hal ini adalah bagian dari pencegahan .Sementara jika terjadi kasus,maka harus segera membawah ke tempat pelayanan kesehatan guna mendapat penanganan medis sehingga tidak menimbulkan kematian yang lebih banyak ,” katanya. (rif/bp)