Membangun Keluarga Sejahtera Tergantung Niat Baik

0
366

KUPANG. NTTsatu.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya mengatakan untuk membangun keluarga yang sejahtera melalui progam Keluarga Berencana sangat tergantung pada niat baik masing-masing keluarga.

“Program 2 anak cukup program membangun keluarga yang sejahtera. Tantangan yang dihadapi adalah dari manusia itu sendiri. Apakah ada niat ? apakah ada tekad? Mau cukup dua anak? Semua itu kembali kpada niat dan tekad dalam diri manusia.” Kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat membuka Rapat Kerja Daerah Program Kependudukan, KB, dan Pembangunn Keluarga Provinsi NTT di Kupang, Jumad (21/5).

Dalam Rakerda ini diselenggarakan oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi NTT, Frans Lebu Raya mengatakan, bicara kelurga artinya bicara ekonomi. Aspek ekonomi keluarga sangat penting untuk mendapatkan perhatian.

“Mari kita berjuang bersama, terus menerus memberikan penyuluhan kepada masyarakat, khususnya masyarakat didesa. Tidak boleh lelah, tidak boleh menyerah,” tantang gubernur.

Gubernur menilai, Rakerdar ini merupakan sebuah agenda penting untuk bisa menghasilkan kerja sama, koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi antara berbagai stakeholder sesuai fungsi dan tanggung jawabnya. Suatu hal yang penting dan nharus menjadi perhatian dari eserta pertemuan ini adalah menggalang komitmen dan sinergisitas pemerintah baik tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota.

Kepala BKKBN RI, Ir. Ambar Rahayu yang diwakili oleh PLT. Deputi KB/KR , DR. Sanjoyo, M.Sc memberikan apresiasi yang mendalam yang sejak lama memberikan dukungan hingga saat ini telah membuahkan hasil yang sangat mengembirakan. Terbukti pada Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang menunjukan penurunan Total Fertility Rate (TFR) yang sangat tajam dari 4,2 pada SDKI 2007 menjadi 3.3, pada SDKI 2012. Penurunan TFR di Provinsi NTT tercatat sebagai penurunan yang paling tinggi di seluruh indonesia.

“Dengan keberhasilan dan prestasi trsebut, maka provinsi NTT ditetapkan oleh BKKBN pusat sebagai salah satu Provinsi Penyanggah Utama program KB,” kata Sanjoyo.

Selanjutnya dalam sambutan Ambar Rahayu mengharapkan Gubernur, para Bupati/walikota agar mengadopsi program KKBK menjadi salah satu program prioritas pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD dan RENSTRA daerah,dukungan infrastruktur kelembagaan program, pembiayaan dari APBD dan dukungan tenaga lini lapangan.

Sementara itu, Ketua Panitia Rakerda, Kresaputra, SH, MSi mengatakan bahwa sejak tahun 2014, program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) telah dikembangkan dengan tagline baru menjadi program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan pembangunan Keluarga (KKBPK).

“ Kita tidak hanya fokus untuk bicara tentang pengendalian penduduk dari aspek kuantitas semata, tetapi lebih dari itu kita harus mampu menyiapkan penduduk dari aspek kualitas dengan basis pengembangan dan pengendalian dimulai dari keluarga,” katanya.

Selanjutnya Kresaputra menambahkan bahwa saat ini sedang dilaksanakan pendataan keluarga yang telah dimulai sejak tanggal 1-31 mei 2015 mendatang. Dengan pendataan dari rumah ke rumah, data basis keluarga yang lengkap, benar dan akurat untuk kepentingan program dan sebagai data basis perencanaan seluruh sektor pembangunan.

Dalam kegiatan ini pun dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama kemitraan/Nota Kesepahaman antara perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Kesaputra, SH. M.Si, dengan Dinas pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT, Drs. Sinun Petrus Manuk, dan Badan Narkotika Nasional Provinsi NTT, Drs. Aloysius Bando.MM tentang kerjasama pendidikan kependudukan dan pencegahan penyalagunaan narkoba di Provinsi NTT. (ayu)

 

Komentar ANDA?