NTTsatu.com – Topeng Sanwani alias Iwan (46) akhirnya terbongkar. Di balik kedoknya melatih futsal, pria ini tega mencabuli puluhan bocah di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pria berbadan besar itu awalnya dikenal aktif bersosialisasi dengan warga di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Iwan yang tidak memiliki pekerjaan tetap itu bahkan terkadang diminta warga untuk mengantar dan menjemput anak-anak ke sekolah. Bujangan ini juga melatih anak-anak bermain futsal.
Namun siapa sangka, Iwan ternyata super bejat menghancurkan masa depan anak-anak sekitar. Untuk memuluskan aksinya, Iwan mengancam menyantet anak-anak yang berusia 11 hingga 17 tahun itu jika tidak memenuhi birahinya dan melapor kepada orang tua mereka. Ia memberikan uang Rp 5.000 untuk anak-anak itu.
Bagai kata pepatah, sepandai-pandainya menyimpan bangkai pasti baunya tercium juga. Topeng Iwan pun terbongkar ketika seorang warga memergokinya sedang mencabuli seorang anak berusia 12 tahun di sebuah gang dekat musala di Jalan Pejuang IV, Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading, Jakut, pada Rabu 12 Agustus lalu.
Ulah Iwan membakar emosi warga. Ia ditangkap polisi pada 2 September 2015. Pria yang disebut-sebut warga pernah diperkosa seorang waria ini dijerat Pasal 82 UU No 35/2014 tentang perubahan UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak di bawah umur dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Begini topeng bejat Iwan:
1.Keris dan Santet
Iwan mengancam akan menyantet korbannya jika berani bilang kepada orang tua mereka.
“Dia kepada korban selalu bilang kalau dirinya punya keris, kalau sampai lapor ke orang lain nanti disantet,” kata Ketua RT setempat Bahrudin Alwi di rumahnya kepada detikcom, Kamis (10/9/2015). Bahrudin tinggal di lokasi Iwan berada.
Keris tersebut sempat dicari-cari oleh Bahrudin namun hasilnya nihil. “Sampai sekarang saya telusuri ternyata itu kerisnya tidak ada, ya bisa saja itu kayu kecil dibungkus kain lalu dipakai untuk menakut-nakuti korban,” ucapnya
2. Duit Gocen
Kapolsek Kelapa Gading AKP Ari Cahya mengatakan para korban rata-rata anak berusia 11-17 tahun. Korban diimingi uang agar tak teriak dan cerita ke orang-orang.
Korban diiming-imingi uang Rp 5 ribu oleh pelaku agar mau melampiaskan hasrat seksualnya,” kata Ari.
Perbuatan Iwan bahkan dinilai oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai kasus terbesar di Jakarta karena jumlah korbannya 26 anak.
3. Pelatih Futsal
Iwan diduga beraksi pada malam hari di lapangan futsal tempat dia melatih anak-anak. Setiap sore hari, Iwan melatih futsal anak-anak di lapangan.
“Kalau lagi nggak ada kerjaan dia suka di musala, sorean dikit dia ngelatih anak-anak main futsal makanya badan dia sterek (kekar). Warga perbolehin dia numpang di musala karena suka bantu-bantu kalau ada kegiatan taklim, pokoknya urusan keagamaan dia selalu ikut,” jelas Narti (39) salah satu warga.
Narti mengungkapkan warga di sekitar geram dan marah dengan ulah pelaku. Mereka tak menyangka pelaku tega melakukan hal sekeji itu.
“Geger semua, warga di sini emosi banget sama pelaku. Orang kalau sampai dia bebas dari penjara warga sudah nggak ada yang mau terima dia tinggal di sini. Kita minta Pak RW untuk mengusir dia takutnya dia berulah lagi,” ujar Narti geram. (sumber: detik.com)