NTTsatu.com – MAUMERE – Sophia Nae, perempuan empat anak itu tampak tegar menghadapi peristiwa yang dialaminya putra bungsunya, Romo Yohanes Martinus Rada, Ocarm. Sambil menatap ke laut lepas di Pantai Wairi’i, dengan menggunakan bahasa daerah dia memanggil-manggil pastor korban tenggelam agar segera menunjukkan wujud jasadnya.
“Ema eeee, mai si, mai si. Ema eee, mai si, mai si (Bahasa Ende = Anak, pulang sudah),” demikian panggilnya berulang-ulang, Jumat (22/12), di tengah pencarian hari kedua pastor korban tenggelam di pantai itu.
Sophia Nae tiba di lokasi Pantai Wairi’i kurang lebih pukul 12.43 Wita. Dia datang dari Ende, mengendarai kendaraan roda empat, ditemani seorang keponakannya yang bernama Emanuel Richard Patty. Sophia Nae ingin menyaksikan langsung upaya pencarian putranya yang hilang sejak Selasa (19/12) lalu.
Tiba di lokasi kejadian, Sophia Nae menyempatkan diri berdoa pada areal ritus adat yang dilakukan pagi harinya. Lokasi areal ritus adat ini tepat berada di bawah pohon asam, yang merupakan tempat di mana sepeda motor dan barang-barang korban ditemukan pada Selasa (19/12) lalu.
Sambil mendekap sebuah foto, perempuan ini mendaraskan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan petunjuk agar proses pencarian anaknya bisa berhasil. Setelah itu dia menuju ke tepi pantai, mengambil pasir segenggam dan menempelkan ke bagian dadanya. Lalu dia pun berteriak memanggil anaknya agar segera pulang.
Setelah itu Sophia Nae mencari posisi duduk yang aman di depan pohon asam, karena saat itu hujan cukup lebat mengguyur Pantai Wairi’i. Beberapa keluarga dan sanak saudara mendampingi perempuan setengah baya ini. Perempuan ini ikut menyaksikan proses pencarian yang saat itu difokuskan ke sekitar palung laut.
Mengetahui kehadiran Ibunda korban, sebuah perahu karet yang tengah melakukan pencarian, sempat merapat ke tempat di mana Sophia Nae berada. Personil Lanal Maumere yang menumpang pada perahu karet itu meminta kesediaan Sophia Nae merestui upaya pencarian yang sedang mereka lakukan. Sophia Nae pun menumpangkan tangannya pada dua sisi perahu karet tersebut.
Emanuel Richard Patty yang ditemui di lokasi mengatakan keluarga sudah siap menerima apapun yang terjadi pada pastor yang ditahbiskan pada tahun 2013 lalu itu. Keluarga mempercayai peristiwa ini merupakan rencana Tuhan.
“Waktu awal mendengar informasi ini keluarga cukup kaget. Kenapa bisa terjadi seperti itu. Sekarang kami sudah siap menerima, kalau ditemukan dalam keadaan mati atau hidup,” ungkap dia.
Dia mengatakan Romo Yohanes Martinus Rada sudah menjadi milik umat melalui Ordo Carmel. Jika nanti korban ditemukan dalam kondisi apapun, keluarga memberikan kewenangan sepenuhnya kepada otoritas Ordo Carmel. (vic)