Sabu Raijua Bisa Menjadi Kabupaten Industri
Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome bersama wakilnya Nikodemus Rihi Heke memang memimpin Kabupaten ini dengan hati. Mereka tidak ingin memetik keuntungan besar ketika menjaat sebagai orang nomor satu dan nomor dua di Sau Raijua yang dijuluki Negeri Para Dewa ini.
Keduanya terlahir sebagai anak Sabu Raijua yang memahami betul kondisi kabupaten yang kering, tandus dan hanya mengandalkan lontar seagai sumber kehidupan mereka. Lahan-lahan tandus diiarkan tidur lelap sementara masyarakat juga tidur lelap dan hanya berharap pada nasib hidup mereka.
Kondisi demikian memaksa masyaraka Sabu Raijua untuk merantau ke berbagai daerah baik dalam negeri maupun di luar negeri. Di wilaya Nusa Tenggara Timur sendiri, orang Sabu menyebar merata sehingga di beberapa tempat mereka hidup bersama di sebuah lokasi dan akhirnya mereka menamakan tempat itu Kampung Sabu.
Keuletan orang Sabu di luar pulau Sabu memang sungguh terlihat dengan sangat jelas, Mereka begitu kuat berjuang untuk menggapai harapan mereka minimal menjadi lebih baik dibandingkan ketika mereka masih berada di kampung halamannya sendiri. Mereka dengan gigih bekerja apa saja yang penting mendapatkan pemasukan secara halal.
Barangkali modal dasar keuletana itulah yang dipahami betul Bupati Dira Tome untuk melakukan terobosan baru sehingga orang Sabu tidak harus merantau ke luar tetapi menetap dan berusaha apa saja di kampong halaman mereka sendiri.
Ketika dikukuhkan sebagai Bupati defenitif perdana di Kabupaten Sabu Raijua tangga 24 Januari 2011 bersama wakilnya Nikodemus Hihi Heke, keduanya mulai melakukan berbagai terobosan agar masyarakat bisa betah di kampung halamannya sendiri dan berusaha dengan tenang sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik di tanah mereka sendiri.
“Lahan-lahan tidur yang potensial harus diusahakan. Lahan ini pemberian Tuhan karena itu harus diupayakan agar mendatangkan manfaat bagi mereka, Karena itu saya memberikan motivasi kepada masyarakat, memberikan bantuan traktor, bibit, pupuk bahkan membantu juga mesin pompa air. Lahan tidur yang selama ini dibiarkan begitu saja, kini sudah menjadi lahan jagung, bawang dan sayur-sayuran yang memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata Bupati Dira Tome pada suatu kesempatan ketima mengunjungi daerah ini beerapa waktu lalu.
Dira Tome berjuang semakin gigih mencari dana tambahan dari berbagai pihak terutama dari pemerintah pusat untuk membangun embung-embung di beragai daerah di kabupate ini. Dan sebuah bendungan yakni Guriola berhasil dibangun. Lahan-lahan tidur di seputaran bendungan ini yang selama ini kering dan tandus kini menjadi hijau karena masyarakat mulai menanam padi, jagung, sayur-sayuran bawang dan tanaman lainnya.
Dira Tome mengakui, ketika awal membangun embung-embung dan bendungan ada penolakan luar biasa dari masyarakat, namun dia pantang mundur. Perjuangan tetap berjalan dan hasilnya sudah nampak dan masyarakat sangat menikmatinya.
Setelah berhasil memotivasi masyarakat untuk bekerja dan terus bekerja, Dira Tome mulai memikirkan usaha besar untuk daerah dan masyarakat yang dipimpinnhya. Kini glirannya dia membangun pabrik-pabrik untuk memanfaatkan potensi yang ada demi masyarakat dan daerahnya.
Pertama sekali, Dira Tome membangun Pabrik Garam yang diberi nama Garang Nataga Otak Briliant. Lahan-lahan di pinggir pantai dibangun tambak garam dan hingga saat ini sudah puluhan hektar tambak garam yang dibangun. Setelah tambak garam berjalan, dia membangun pabrik garam yang hasilnya sudah merambah pulau Jawa dan Kalimantan serta di NTT.
Setelah pabrik garam, dibangunlah pabrik Rumput Laut yang sudah diresmikan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya tanggal 9 Agustus 2016 di Sabu kemudian selang sepekan yakni tanggal 17 Agustus 2016 malam, dia sendiri mengresmikan pabrik air minuk dalam kemasan bermerek Oasa.
Tidak berhenti disitu, sejumlah perencanaan sudah dipersiapkan dan akan dilaksanakan tahun depan. Bupati berencana membangun lagi empat pabrik pada tahun 2017 mendatang yakni pabrik Minuman Kerasn, pabrik kecap, pabrik cuka dan pabrik Karung plastic.
“Kita merencanakan sesuatu setelah kita melakukan kajian terutama terkait potensi di daerah ini Karena ada potensi yang besar maka kita harus membangun parik sehingga bisa memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat di daerah ini. Tahun depan kita akan membangun empat pabrik lagi,” kata Dira Tome kepada rombongan wartawan yang diundang ke Sabu untuk pengresmian pabrik air minum Oasa.
Terkait pembangunan empat pabrik baru itu, dia mengakui sudah ditetapkan dalam DPA kabupaten Sabu Raijua sehinga tahun 2017 mendatang pembangunan pabrik tersebut sudah bisa dimulai.
Pabrik Karung memang menjadi prioritas utama untuk dibangun karena akan sangat mendukung pabrik Garam yang sudah beroperasi dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan daerah ini. Karung sangat dibutuhkan untuk mengisi garam Nataga untuk memenuhi permintaan konsumen terutama dari Jawa dan Kalimantan. Permintaan pasar yang harus dipenuhi setiap bulan bisa mencapai ratusan ton sehingga karung sangat dibutuhkan untuk pengemasannya.
“Kita memang prioritas bangun parik karung untuk bisa memenuhi kebutuhan pengiriman garam keuar daerah. Karna itu tahun depan pabrik pertama yang harus dibangun adalah pabrik karung,” tegasnya. (bonne pukan —- bersambung)