Sarana internet yang dipasang di depan Kantor Puskesmas Reok ini merupakan titik HTS pertama di NTT dengan kecepatan 8 megabyte per second (mbps).
“Di Reo ini sudah terpasang internet dengan kecepatan 8 mbps. Ini salah satu titik internet tercepat di Nusa Tenggara Timur. Tujuannya agar masyarakat kita melek digital. Pakailah smartphone dengan sehat. Jangan pakai smartphone yang di dalamnya berisi berita sampah, hoax, fitnah atau adudomba,” tegas Johnny yang kelahiran Ruteng, Manggarai, NTT tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa program Tol Langit ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar masyarakat mengambil bagian di dalam kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Usai meresmikan HTS di Kota Reo, Bang Menteri Johnny lalu terbang dengan helikopter ke Kisol Manggarai Timur untuk meresmikan titik kedua HTS.
Pemerintah siapkan satelit 130 GB
Sementara itu, pihak penyedia layanan HTS untuk NTT dan NTB, Hindrata, sebagai penanggung jawab dari PT Khasanah Teknologi Persada, menjelaskan, pemerintah saat ini sudah membeli satelit sendiri berkapasitas 130 gigabytes (GB) namun baru akan diluncurkan pada 2022.
“Sekarang masa transisi pemerintah masih membeli bandwitch dari beberapa satelit termasuk Telkomsel. Itu kapasitas yang ada dari 5 satelit totalnya 21 GB. Ini yang mau diimplementasikan ke daerah-daerah,” katanya.
Nanti, kata Hindrata, satelit 150 GB bisa menjangkau 150 ribu titik HTS di seluruh Indonesia, diutamakan bagi puskesmas, sekolah, tempat-tempat pelayanan masyarakat juga kantor pemerintahan.
“Sekarang kita tahu yang namanya fiber optik. Kalau fiber optik, bisa dibayangin pasangnya antara kota ke kota. Kalau dengan Tol Langit ini pak, tinggal dipasang perangkatnya, antenanya, sudah terimanya dari langit. Pokoknya enggak ketutup ruangan kemudian ada listriknya jadi sudah,” kata Hindrata.
Untuk NTT, lanjut dia, bakal dipasang ratusan titik instalasi HTS, di Flores, Alor, Pulau Rote, Timor dan Sumba. (*/tim)