LEWOLEBA, NTTsatu.com – Laut di Perarian Lembata yang masih biru dengan potensinya yang sangat besar menggugah nurani Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti ketika berkunjung ke Lembata akhir pekan lalu.
“Warna laut di Kabupaten Lembata sangat biru, indah dan ditambah langit yang biru kian mengesankan. Panorama alam dan pariwisata Lembata juga sangat indah. Sungguh sangat jauh berbeda dengan warna laut di Jakarta yang sudah kecoklatan dengan limbah dan sampah mengotori laut. Dan langit tidak lagi biru karena ditutup kabut asap industri. Karena itu, saya minta Bupati Sunur dan masyarakat Lembata jaga laut biru ini baik-baik. Tidak boleh dikotori dengan aneka limbah dan sampah, terutama sampah plastik”, ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti dalam sambutannya ketika bertatap muka dengan masyarakat nelayan di Desa Babokerong,Kecamatan Nagawutung ,Sabtu,(11/6).
Menteri Susi menegaskan, Indonesia ini negara Maritim, sudah saatnya kembali bangkit terjun ke laut mengelola aneka potensi dan sumber daya kelautan kita.
“Karena sudah hampir 70 tahun kita berpaling ke darat sebagai negara agraris. Padahal lautan kita lebih luas dari daratan. Karena itu, aneka sumber daya dan biota laut kita harus jaga sebaik-baiknya. Tidak boleh lagi adanya pemboman ikan. Bahkan Negara lain yang melakukan penangkapan ikan dan pemboman di perairan laut Indonesia, kita tangkap. Bahkan Kapal ikan negara asing kita tangkap , bakar atau tenggelamkan. Buktinya sudah 176 kapal yang kita tangkap, bakar dan tenggelamkan.Sungguh menyedikan karena banyak koral dan terumbuh karang di perairan Lembata rusak,” kata Menteri.
Selanjutnya dia berujar, “Mengapa saya berani katakan, koral kita banyak yang sudah rusa,”.
Menurut Menteri Susi, buktinya banyak terdapat “duri babi” didasar laut. Artinya, menunjukan bahwa laut ini pernah rusak oleh adanya pemboman ikan sebelumnya.
Kepada masyarakat, khususnya kepada para siswa yang hadir, Menteri Susi meminta agar tidak boleh buang sampah ke laut, terutama sampah plastik.
“Anak-anak sekolah harus menjadi teladan dalam menjaga kebersihan laut kita. Karena data menunjukan saat ini terdapat 260 juta ton sampah plastik merusak laut kita. Pohon Bakau juga jangan ditebang, karena meruapak tempat yang nyaman bagi ikan berkembang biak. Dan pohon bakau juga melindungi pantai dari abrasi,” pintahya.
Menurut Menteri Susi, kita harus berbangga punya laut yang sangat luas dengan aneka potensi perikanannya, baik berbagai jenis ikan misalnya, Tuna, Cakalang, Pari, Kerapu bahkan Mamalia Paus yang ada di Lembata, yang terkenal dengan pola penangkapannya secara tradisional. Budaya dan tradisi penangkapan ikan paus ini mesti dilestarikan karena telah berlangsung berabad- abad lamanya, dan tidak dilarang karena merupakan kearifan lokal. Yang dilarang justru jika penangkapan Paus menggunakan teknologi dan peralatan canggih.
“Kita harus sama-sama bekerja untuk mengelola potensi kelautan dan perikanan kita. Kita bangga punya laut terpanjang kedua didunia. Tapi, belum dimanfaatkan secara optimal. Makanya, para nelayan diberikan bantuan dana untuk mengembangkan sumber daya perikanan. Saya minta pak Bupati Lembata untuk segera menghidupkan kembali Koperasi Unit Desa (KUD) agar para nelayan dapat memanfaatkan koperasi ini untuk mengembangkan usahanya. Sarana , dan prasarana penangkapan juga diberikan kepada nelayan, baik berupa kapal penangkap ikan dan peralatan lainnya,” ujar Menteri Susi kepada para nelayan Hukung, Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Sabtu,(11/6).
Para nelayan, kepada Menteri Susi, dalam dialog mengungkapkan secara polos sejumlah masalah yang dihadapi nelayan sendiri dalam mengelola sumber daya perikanan. Antara lain, pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi nelayan yang memiliki kapal penangkap ikan masih dibatasi oleh SPBU hanya 10 liter saja. Kondisi BBM yang demikian sedikit, ujar nelayan, sangat tidak bisa melaut lebih jauh lagi untuk menangkap ikan. Karena itu, mohon kebijakan ibu Menteri agar tidak boleh ada pembatasan BBM.
Menteri Susi, justeru menegaskan bahwa, kapal ikan dengan kekuatan 5-10 GT tidak boleh ada pembatasan dalam pembelian BBM. Karena hal ini sangat menghambat usaha para nelayan. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dapat memberikan bantuan Pembangunan Pabrik Rumput Laut, namun harus dilakukan survey dulu. Antara lain besarnya potensi rumput laut diLembata. Namun pembangunan “Cold Stored”, tahun depan dapat direalisasikan.
Pada kunjungan kerja Menteri Susi di Lembata, pihaknya menyerahkan sejumlah bantuan kepada para nelayan Lembata. Antara lain, penyerahan sertifikat hak atas tanah bagi nelayan dan usaha penangkapan ikan skala kecil kepada 100 nelayan, dan 1400 Kartu Sehat bagi para nelayan. Penyerahan benih 10.000 ekor Kakap Putih, 10.000 ekon Bawal Bintang, 50.000 ekor Kerapu Centang dan Paket Kebun Bibit Rumput laut sebanyak 6 kawasan. (humas setda Lembata)