Yoh 15: 9 -17.
Di hari minggu ini Yesus menyapa kita sebagai *sahabat*. Sapaan Yesus sebagai sahabat membuat kita rasa damai. Karena kita bukan hamba sebagaimana biasa berlaku di dunia kerja. Martabat ini menunjukan bahwa kita berharga di mata Tuhan. Lebih dari itu jikalau kita mengikuti perintah-Nya maka kita tinggal dalam kasih-Nya.
Tinggal dalam kasih berarti menuntut ketaatan mutlak dari kita untuk melakukan perintah-Nya. Sebab kita selaku cabang, carang, ranting bisa saja salah gunakan kehendak bebas kita. Padahal seperti halnya ranting pohon yang bergantung pada pokoknya, demikian pun kita. Kita tetap mengambil aliran hidup dari Tuhan Sang pokok kehidupan itu sendiri.
Perintah kasih *tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal dalam kamu* sarat makna. Sejatinya mengungkapkan daya kekuatan firman dan rasa kebergantungan kita manusia. Firman itu sama dengan pisau di tangan untuk pangkas ranting yang tak berbuah. Ranting itu tak berbuah karena firman Tuhan dikesampingkan. Mengabaikan firman maka tak menghasilkan buah kebaikan, tapi hanyalah kejahatan dan kemelaratan.
Allah adalah kasih menurut rasul Yohanes. Kita coba lihat diri dan lingkungan keluarga kita masing-masing. Banyak orang sekarang malas baca Kitab Suci. Bosan dengar pewartaan dan katekese. Mereka mulai menghindar dari gereja karena masa sulit sudah berakhir dan tak mau bersatu lagi pada Tuhan.
Jikalau tabiat orang seperti demikian maka Jangan heran bila mereka menghasilan buah yang asam. Tak lain keonaran, kemalasan, kejahatan dan bukan kebaikan. Karena firman tak kuat melekat lagi di hati mereka. Marilah kita belajar menjadi sahabat Tuhan sehingga kitapun bisa bersahabt juga dengan sesama di sekitar.
Salam sehat di hari Minggu. *Tetap taat menjaga Prokes*. Tuhan memberkati segenap keluarga kita sekalian dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita hidup. Amin.
Rm. Ambros Bala Ladjar, Pr