Muhammadiyah Maumere Bikin Gerakan Lima Ribu Untuk Lembata

0
659
Foto: Yos Dona, mahasiswa semester 9 Fakultas MIPA IKIP Muhammadiyah sedang memasukkan uang sumbangan sukarela ke dalam kotak Gerakan Rp 5.000 untuk Lembata, Jumat (13/10) di Kampus IKIP Muhammadiyah

NTTsatu.com – MAUMERE – Sebuah kotak kecil terbuat dari kardus tampak berada di sekitaran tempat istirahat mahasiswa di halaman Kampus IKIP Muhammadiyah, Jalan Soedirman Maumere. Pada bagian luar kotak itu tertulis Gerakan Rp 5.000 untuk Lembata.
Gerakan kepedulian terhadap peristiwa bencana alam di Lembata ini merupakan inisiatif Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Rencananya seluruh uang yang terkumpul, berapa pun besarnya akan diserahkan kepada Pemkab Lembata untuk membantu penanganan masyarakat yang terkena dampak meletusnya Gunung Ile Lewotolok.

Ketua BEM IKIP Muhammadiyah Maumere Zulkifli mengatakan gerakan ini merupakan inisiatif spontanitas setelah mengikuti perkembangan informasi tentang bencana alam di Lembata. Jauh sebelum untuk Lembata, mereka juga pernah melakukan aksi yang serupa untuk Aceh dan Rohingya.

“Kami sudah beberapa kali gelar aksi seperti ini. Kali ini untuk Lembata pun demikian. Setiap mahasiswa, dosen, karyawan silakan menyumbangkan Rp 5.000 secara sukarela. Kita memberi dari kekurangan kita sebagai rasa solidaritas kemanusiaan,” ujar mahasiswa semester 8 Fakultas MIPA Program Studi Matematika di Kampus IKIP Muhammadiyah, Jumat (13/10).

Aksi ini baru berlangsung selama dua hari. Kotak sumbangan sengaja ditempatkan di lokasi yang strategis sehingga mudah dilihat dan dijangkau. Selama dua hari ini sasaran baru sebetas kepada mahasiswa, dosen, dan karyawan.

Rencananya mereka akan menggelar aksi yang sama di luar kampus, seperti di pasar, pusat pertokoan, dan  di setiap traffic light.
Rektor IKIP Muhammadiyah Roza Abdul Nasir memberi apresiasi atas Gerakan Rp 5.000 untuk Lembata yang dilakukan BEM dan IMM. Aksi tersebut katanya murni inisiatif dua lembaga kemahasiswaan itu. Pihak rektorat hanya memberikan motivasi dan dorongan.

Dia menilai gerakan-gerakan kepedulian khususnya kemanusiaan yang dilakukan BEM dan IMM selama ini merupakan amanat dari pergerakan Muhammadiyah. Karena itu pihak rektorat sangat mendukung gerakan-gerakan positip seperti itu.

“Ini amanat dari pergerakan Muhammadiyah. Amanatnya itu adalah berbuatlah banyak kebaikan, menjauhkan seluruh perbuatan yag tidak baik, yah amar mahruf nahi mungkar,” urai dia.

Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Sikka ini menambahkan di kampus biru itu terdapat beberapa mahasiswa asal Lembata. Dengan ada peristiwa bencana alam ini, sementara belum ada perlakuan khusus dari rektorat kepada mahasiswa-mahasiswa asal Lembata.

“Tidak ada perlakukan khusus. Artinya kita lihat situasi, sejauh mana mereka membutuhkan kepedulian dari rektorat, bisa saja kita tindaklanjuti. Misalnya, kalau dalam perkembangan ternyata bencana alam ini berdampak kepada orangtua mereka alami kesulitan ekonomi sampai tidak bisa membayar SPP, tentu kami akan pertimbangkan. Prinsipnya kami mengikuti perkembangan yang terjadi,” tambahnya.

Gerakan BEM dan IMM ini diperkirakan akan berlangsug sampai 2-3 minggu ke depan. Setelah dirasakan cukup, semua uang yang terkumpul akan diserahkan kepada Pemkab Lembata, entah melalui transfer rekening ataukah mengirim perwakilan untuk langsung mengantar ke pihak yang berwenang.

Zulkifli berharap berapa pun yang disumbangkan ke Pemkab Lembata, tidak perlu dilihat besar kecilnya. (vic)

Komentar ANDA?