Mundus Lema: Generasi Tua Harus Legowo

0
1262
Foto: Peserta diskusi foto bersama usai diskusi “Ayo Bangun NTT” di Hotel Cahaya Bapa, Kupang, Jumat, 14 Juli 2017

NTTsatu.com – KUPANG – Dalam kancah perpolitikan selalu ada pertentangan soal sumber daya manusia (SDM) terutama mengenai senioritas (generasi tua) dan yunioritas (generasi muda).  Era pilkada ini sepertinya menjadi era anak muda, karena itu, sudah saatnya generasi tua legowo untuk mundur dan memberikan kesempatan kepada generasi muda demi proses kaderisasi dan regenerasi.

Pengasan tersebut mantan anggota DPRD NTT tiga periode dan juga mantan pejabat Bappeda Provinsi NTT, Raymundus Lema dalam dialog “Ayo Bangun NTT” yang diselenggarkan oleh Relawan Melki Laka Lena di Hotel Cahaya Bapa, Jumat (14/7/2017) petang.

“Saat ini ada konflik SDM yaitu generasi muda dan tua. Sebagai orangtua, saya menyadari bahwa harus tahu diri untuk mundur demi proses kaderisasi dan regenerasi pemimpin bangsa,” ungkap Mudus demikian sapaan akrab Raymudus Lema..

Bagi Mundus, generasi muda mampu memajukan dan mensejahterahkan masyarakat NTT. Tentunya dengan memanfaatkan semua sumber daya alam yang optimal dan bersatu dengan semua stakeholders.

“NTT mau maju harus rukun dan bersatu, kalau mau jadi provinsi yang bisa bersaing di kancah nasional, pemimpin arus mampu mensejahterakan rakyatnya,” kata  Mundus.
Ia juga mengatakan, NTT harus mampu memberikan kontribusi secara nasional karena NTT telah menyumbangkan nilai hakiki kebangsaan yaitu dalam dalam Pancasila.

“NTT dikelilingi lautan dan lahan yang begitu luas. Sektor pariwisata juga sangat potensial dan sedang gencar-gencar didatangi orang. Oleh karena itu kembangkan semua potensi itu dengan menyasar semua lini masyarakat,” tegasnya.

Hal senada dikemukakan Pemimpin Redaksi Harian Pagi Timor Express Marthen Bana. Bagi Marthen, Provinsi NTT saat ini sangat membutuhkan regenerasi. Sudah saatnya kaum tua memberikan kesempatan kepada kaum muda untuk memimpin.

“Media akan selalu mendukung hal-hal yang baik di setiap pembangunan di NTT. Beda pilihan setiap generasi itu wajar tetapi kerukunan harus tetap dijaga,” tambahnya.

Sementara itu, Theo Widodo, seorang pengusaha Kota Kupang menambahkan bahwa NTT akan maju bila pemerintah mampu menumbuhkan sebanyak mungkin pengusaha muda.

“Pola pikir jadi pengusaha harus diubah dan cara pandang yang salah seperti primordial etnis harus dihilangkan. Tidak boleh takut gagal bila ingin maju dan kuncinya berani memulai dan jangan malu,” katanya.

Aktivis Perempuan, Balqis Soraya Tanof mengungkapkan bahwa saat ini, NTT dalam darurat human trafficking. Oleh karena itu dia berharap nantinya pemimpin harus memperhatikan keterwakilan perempuan di birokrasi, sehingga terjadi penyetaraan gender, agar kasus human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak juga dapat dilawan.

“Mari kita bersama melakukan gerakan feminis humanis lewat pendidik politik kepada orang-orang muda dan juga orang tertinggal,” ajak sosiolog Undana Kupang itu.

 

Tanggung Jawab Bersama

Sementara itu, politisi muda Golkar Melki Lana Lena mengemukakan bahwa “Ayo Bangun NTT” bukan hanya sekadar sebuah tema tapi juga sebuah motto. Oleh karena itu, membangun NTT itu merupakan tugas dan tanggung jawab semua elemen masyarakat.

“Kita hidup di era di mana setiap orang harus memiliki kontribusi dan punya tanggung jawab bersama membangun NTT,” kata Melki.

Oleh karena itu, kata Melki, setelah dialog itu gagasan dan ide yang masuk akan ditampung kemudian diklaster atau dikelompokkan sehingga bisa fokus apa saja yang akan dibuat untuk membangun NTT.

Bakal calon Gubernur dari Partai Golkar itu menjelaskan bahwa NTT akan didorong di atas dasar yang lebih kuat dan setiap desa harus bisa memutuskan apa yang menjadi potensi desa tersebut untuk dikembangkan dan diolah secara baik dan profesional.

Oleh karena itu, dengan mengetahui apa saja potensi daerah maka yang dapat menggerakan itu semua yaitu dengan ekonomi kreatif yang harus ditumbuhkam pada anak-anak muda.

Politisi muda Partai Golkar ini mengatakan, saat ini untuk membangun NTT maka harus memberikan kesempatan kepada kaum muda. Dalam kaitan untuk mewujudkan kesetaraan gender, maka perlu diberikan panggung kepada perempuan muda untuk tampil.

“Saya kira kita semua memiliki harapan agar NTT menjadi lebih baik dari sekarang. Karena itu, mari kita bersama-sama membangun daerah tercinta ini dengan baik,” harapnya. (*/bp)

Komentar ANDA?