Ngabalin Sebut Doa Neno Warisman Penistaan yang Sebenarnya

0
530

NTTsatu.com – JAKARTA – Staf Khusus Presiden, Ali Muchtar Ngabalin, menilai bahwa puisi doa Ustazah Neno Warisman pada acara Munajat 212 di Monas beberapa hari lalu jelas untuk kepentingan politik.

Sebenarnya, doa yang dipanjatkan itu merupakan bagian doa ketika Perang Badar. Namun saat ini untuk kepentingan politik tertentu.

“Masa ada doa yang menyatakan, ‘Kalau tidak memenangkan kubu sebelah, tidak ada lagi yang menyembah Allah SWT’. Ini kan doa perang badar, masa dipotong-potong untuk kepentingan politik? Ini penistaan yang sebenarnya,” kata Ngabalin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, 24 Februari 2019 seperti dilansir viva.co.id.

Ia menuturkan, apa yang sudah dilakukan oleh tim sukses dari Prabowo-Sandiaga dalam hal ini sudah melanggar etika kampanye politik.

“Karena mobilisasi yang dilakukan bertujuan untuk konfrontasi bukan bertujuan damai,” tutur Ngabalin dalam acara deklarasi alumni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Jakarta terhadap pasangan calon nomor 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Neno Warisman saat membacakan doa yang dikemas dalam puisi

Pada malam Munajat 212 yang digelar oleh Majelis Ulama Indoensia (MUI) DKI Jakarta, Neno Warisman membacakan doa yang dikemas dalam puisi.
Waktu itu, Neno membacakan doa itu sambil melihat tulisan doa yang ada di ponsel dengan nada yang begitu keras.

Berikut doa yang dikemas seperti puisi Neno Warisman yang menuai kontroversi yakni:

Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami
dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu. (*)

Komentar ANDA?