Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr
Hari Minggu Pekan X Masa Biasa, 09 Juni 2024*. Bacaan. Kej. 9: 3-15 & 2Kor 4: 13 – 5: 1 dan Injil Mk 3: 20 – 21.
Hampir semua kita punya bebiasaan di saat senggang adalah main hp. Selain itu kalau lagi asyik membaca, menonton, main game, kartu bisa pula lupa diri. Rasa lapar pun tak dihiraukan tuntutan kampung tengah. Apa yang sebetulnya mau dilakukan tak diingat lagi. Pada saat melihat waktu barulah sadar. Soalnya konsentrasi fokus tertuju pada obyek kegiatan yang dihadapi. Begitu pun yang terjadi dengan pribadi Tuhan Yesus. Sebenarnya
keluarga yang melihat Yesus sangat pessimis menilai DIA secara negatif.
Seturut apa yang dinarasikan Markus, Yesus dan para rasul -Nya berkunjung ke sebuah rumah. Pasti saja mereka kaget, karena langsung saja didatangi orang yang begitu banyak jumlahnya. Karena mereka mengerumi Yesus, maka DIA harus melayani mereka. Tentu tak terlepas dari segala perbuatan baik yang sudah didengar orang banyak dari pribadi Tuhan Yesus sendiri, sebab DIA sudah banyak mengadakan mujizat. Boleh jadi mereka sudah lapar, namun Yesus tetap fokus pada pelayanan. Massa yang membludak itu tak mau dikecewakan Yesus. DIA konsentrasi pada nilai hidup yang mereka butuhkan dari Yesus sehingga makan pun tak sempat diingat.
Melihat keadaan seperti itu keluarga ingin mengambil Yesus. Karena menyaksikan situasinya yang demikian lain maka mereka katakan bahwa *Yesus tak waras lagi*. Bukti bahwa mereka gagal paham karena kepicikan berpikir yang ditunjukan. Sebetulnya hal itu sudah lebih dahulu ditunjukan oleh kaum Farisi dan ahli Taurat. Mereka sungguh menutup mata hati terhadap karya serta ajaran Yesus. Lebih buruk lagi karena mereka mengatakan bahwa Yesus sudah berkolaborasi dengan Beelzebul atau kepala setan. Jelas jika penilaian mereka bahwa Yesus adalah seorang provokator.
Yesus menegaskan: siapapun yang melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku, dialah ibu-Ku. DIA membuka relasi yang lebih luas dari pada sekedar hubungan darah dan daging. Jika hal yang luhur dalam iman ditolak maka orang tak akan lagi mendapatkan nilai yang luhur dan bercorak Ilahi. Penolakan seperti demikian adalah dosa karena melawan Roh Kudus dan menghujat Roh Allah maka otomatis menghancurkan pribadi manusia itu sendiri. Terkadang kita juga sulit sekali melepaskan apa yang menjadi habitat kita. Hal itu sebetulnya menjadi penghambat kita kenal pribadi Yesus.
Yesus hari ini mengajarkan kita agar melayani orang dengan sepenuh hati dan bukan dengan setengah hati. Fokus dan peduli kita pada orang yang butuh kita maka wajar kalau skala prioritas kita pada nilai utamanya. Sebaliknya jika kita mengesampingkan maka muncul banyak akibat buruknya. Kesibukan main hp, alasan pas jam makan, urus ini dan itu, dll adalah penghambat pelayanan kita yang utama. Apakah kita sudah menyadarinya secara baik jika sedang bertugas?
*Salam Seroja, Sehat Rohani dan jasmani* di Hari Minggu buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩
Pastor Paroki Katedral Kupang