Oleh: Rm Ambros Ladjar, Pr
Hari Minggu IV Paska, MINGGU PANGGILAN Se DUNIA Ke 60, 30 April 2023*. Bacaan. Kisra 2: 14a, 36-41 dan 1Petrus 2: 20b-25 dan Injil
Panggilan Sebagai Rahmat dan Perutusan
. Yoh 10: 1-10.
Sesuai sikon negeri Israel, kawanan domba cocok di budidaya di sana yang sudah sejak dulu. Domba adalah ternak untuk kaum nomaden yang terus berpindah. Karena binatang jenis ini lemah maka dia sangat bergantung pada pemiliknya. Banyak kali diganggu binatang buas, juga pencuri dan perampok. Olehnya penjaganya juga serius berjuang mengawal agar aman. Dia bertindak pantang mundur dan setia menuntun kawanan menuju padang rumput yang hijau.
Domba itu lambang hewan Alkitabiah yang paling lazim karena disebut sebanyak 750 kali. Indikasinya menarik karena suara gambala itu mampu dikenal dombanya. Dalam Injil menyinggung dua poin penting yakni: *Suara dan Kesaksian*. Kedua poin inilah yang menjadi unsur pembeda agar bisa diikuti kawanan atau ditolak ketika menggiring mereka kluar masuk kandang. Jika suara itu pencuri atau asing maka sudah tentu kawanan domba itu akan bereaksi menolak.
Alegori domba dan gembala adalah kisah tentang kita dan Kristus yang kita ikuti. Yesus sudah memanggil kita semua untuk mengemban tugas pelayanan. Orientasi pelayanan kita adalah demi kesejahteraan hidup mereka yang dipercayakan kepada kita. Bisa anggota keluarga, teman sejawat, kawan kantor atau sesama di sekitar kita. Sebab dari mereka muncul benih panggilan *Imam, para hidup bhakti, pelayan sosio karitatif*, yang menanggapi suara panggilan lantaran kepedulian yang menyeluruh.
Kita perlu sadari pula bahwa dunia yang kita huni adalah arena pertandingan bagi para pencuri dan perampok serta orang asing. Mereka bisa saja menghembus issue demi mengacaukan suasana kebersamaan. Godaan suara banyak kali lebih memikat hati dan membuat kawanan terperangkap. Ada banyak tawaran yang menggiurkan dimana kita serius berpikir bagaimana bisa menentukan arah dan langkah taktis serta strategis demi kehidupan dan keamanan kawanan domba yang dipercayakan pada kita.
Panggilan Tuhan umumnya bersifat bebas merangkul semua anggota gereja. Di dalamnya kita mengemban tugas pelayanan itu dengan membutuhkan peran akal budi, bakat dan kesanggupan. Semua telah dianugerahkan Tuhan kepada setiap orang. Bisa saja mereka yang kita jumpai sangat sederhana, minim pemahaman hidup tapi iman mereka tangguh. Mereka mampu membangun cara hidup keluarga melalui *Pintu Iman* dan kepasrahan. Kepemilikan mereka mungkin tak seberapa tapi andalan utama mereka adalah Tuhan.
Setiap saat Tuhan memanggil kita serta menuntut jawaban. Kita juga telah dilengkapi Tuhan dengan Rahmat dalam buah-buah Roh. Dari sebab itu panggilan adalah *narasi jawaban kita* yang dijabarkan dalam hidup. Masing-masing kita coba memberikan suara serta bukti konkrit kepada Tuhan yang memanggil kita. Bobot dan citra kita sebagai murid Tuhan, terukur dalam tugas dan tanggungjawab. Tentu harus sesuai ukuran & kualitas relasi antara para murid dan Tuhan Sang Guru.
Dunia kita saat ini penuh jebakan suara-suara yang memikat kawanan domba. Bukan cuma pintu depan iman yang diuji, namun ada banyak tawaran dan bujukan dari balik pintu samping dan belakang yang menggiurkan. Jenis ini punya daya pikat tinggi yang bakal juga dapat merontokan sendi kehidupan. *Rahmat dan perutusan* kita bakal bisa terancam mandek. Dalam menghayati panggilan apakah kita masih setia dan konsekuen dalam seluruh perjuangan jatuh bangun?
*Salam Seroja, Sehat Rohani dan Jasmani* di Hari Minggu Paska IV. Alleluia buat semuanya. Tetap taat untuk menjalankan Prokes. Jika ADA, Bersyukurlah. Jika TAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGILAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩
Pastor Paroki Katedral Kupang