Panwaslih Undang Klarifikasi, Sekda Sikka Mangkir

0
669
Foto: Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Sikka Harun Alrasyid;

NTTsatu.com – KUPANG – Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslih) Kabupaten Sikka menindaklanjuti serius foto pose tiga jari calon Bupati dan Wakil Bupati Sikka bersama sejumlah pegawai negeri sipil. Sekretaris Daerah Valentinus Sili Tupen yang diundang memberikan klarifikasi, Sabtu (17/2), ternyata mangkir.

Ketua Panwaslih Harus Alrasyid kepada sejumlah media di Kantor Panwaslih di Jalan Hogor Hini Kelurahan Kota Uneng, menjelaskan Sekda Sikka berhalangan hadir karena sedang berada ke Larantuka sejak Jumat (16/2) untuk urusan keluarga. Terhadap alasan ini, Harus Alrasyid menegaskan akan melayangkan surat panggilan kedua.

“Undangan (untuk Sekda) sudah kemarin. Hari ini belum ada konfirmasi terakhir apakajh bisa datang atau tidak. Tetapi informasi kemarin bahwa beliau hari ini tidka bisa hadir. Sebentar sore kita akan layangkan undangan yang kedua. Semoga besok beliau bisa hadir, sehingga kita buat kajian, dan hasilnya seperti apa, nanti kita akan rekomendasikan ke Komisi ASN,” jelas Harus Alrasyid.

Ketika ditanya jika panggilan kedua ternyata Valentinus Tupen tidak hadir, Harus Alrasyid menjelaskan pihaknya akan langsung membuat kajian dengan keterangan yang ada, disertai bukti-bukti yang ada. Penjelasan ini agak sedikit berbeda dengan keterangan anggota Panwaslih Azwan Abola yang dikonfirmasi sebelumnya. Azwan Abola menegaskan jika panggil yang kedua pun tidak hadir makan pihaknya akan berkoordinasi dengan aparat keamanan.

Panwaslih Sikka mengundang 5 orang untuk memberikan klarifikasi terkait foto pose tiga jari pasangan calon Yoseph Ansar Rera dan Rafael Raga (Ansar-Raga) bersama sejumlah PNS. Lima orang yang diundang klarifikasi  adalah Kabag Humas dan  Protokol Setda Sikka Even Edomeko, wartawan nttsatu.com Edward Lodovic da Gomez, Direktur BLUD TC Hillers Clara Francis, Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Gedung Poliklinik Yohanis Laba, dan Sekda Sikka Valentinus Tupen.

Harun Alrasyid menjelaskan pemanggilan 5 orang tersebut terkait netralitas PNS di mana ada temuan foto pose tiga jari pasangan calon Ansar-Raga dan sejumlah PNS. Foto tersebut diketahui dari pemberitaan media online nttsatu.com yang memberitakan pada tanggal 14 Februari 2018, termasuk juga dari facebook dan twitter.

Pantauan media ini, Even Edomeko diambil keterangan sekitar pukul 09.30 Wita. Lalu menyusul Edward Lodovic da Gomez sekitar pukul 10.15 Wita. Sesudahnya sekitar pukul 12.00 Wita Panwaslih mengambil keterangan Yohanis Laba, dan sesudah itu Clara Francis.

Edward Lodovic da Gomez menolak memberikan keterangan kepada Panwaslih dengan alasan berita yang termuat pada nttsatu.com merupakan hasil tugas profesional jurnalistik.

Azwan Abola mengaku keliru telah memanggil wartawan untuk memberikan klarifikasi karena belum punya referensi yang cukup. Dia mengaku baru mengetahui prosedural pemanggilan wartawan setelah mendapat penjelasan dari wartawan yang bersangkutan.

Sementara Yohanis Laba dan Clara Francis usai memberikan keterangan kepada Panwaslih Sikka, tidak mau memberikan keterangan kepada media. Keduanya meminta wartawan untuk langsung menanyakan ke Panwaslih Sikka.

Harun Alrasyid belum mau memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan terhadap 3 orang saksi yang sudah dimintai klarifikasi. Dia berlasan karena pihaknya belum melakukan kajian atas hasil klarifikasi.  (vic)

Komentar ANDA?