Pastor Marianus Dapa Talu, Terima Penghargaan Perintis Lingkungan

0
586
Foto: Para Penerima penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup RI

NTTsatu.com – ATAMBUA – Pastor  Pater Marianus Dapa Talu, CSSR dari Sumba Barat menerima penghargaan sebagai perintis lingkungan,  penyelamat lingkungan, pembina lingkungan dan pengabdi lingkungan dari Kementeria Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Selain Pastor Marianus, ada beberapa tokoh lingkungan lainnya di NTT yang menerima penghargaa tersebut yakni Andreas A. (Manggarai Barat), Paulus H. (Manggarai Timur), Imanuel Plaituka (Alor), Datius (Sikka), Dominikus Dede (SBD), Alexius Diu (Ngada).

Untuk kategori penyelamat lingkungan adalah Kelompok Tani Watu Otun (Sumba Timur),  Umbu Kawangu (Sumba Tengah). Kategori pembina lingkungan, Alex Abanat (TTS). Kategori pengabdi lingkungan, Remigius Bodo (Nagekeo) dan kategori pengabdi lingkungan, adalah Servasiu Bau dari Kabupaten Belu

Penghargaan itu diterima dalam peringatan Puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tingkat Provinsi NTT tahun 2017 yang dirangkai dengan penyerahan penghargaan pengelolaan Lingkungan Hidup Kalpataru serta penghargaan Adywiyata,  digelar di Dusun Rai Ikun, desa Tialai, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Rabu (19/7) lalu.

Foto: Wagub NTT, Benny Litelnony saat menyerahkan penghargaan Kementerian

Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia itu berlangsung meriah, dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Benny Litelnoni, Bupati Belu, Willybrodus Lay, Ketua Tim Penggerak PKK Belu, Ny. Lidwina Viviawati, Bupati TTU, Ray Fernandes, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Eko Regio Bali/Nusra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Rijaluzzaman, para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Belu dan Unsur Tokoh Masyarakat bersama masyarak desa Tialai.

Wakil Gubernur NTT, Benny Litelnonya ketika membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya mengatakan sudah saatnya penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan secara profesional, modern dan berwawasan lingkungan dengan memperhatikan fungsi lingkungan itu sendiri bagi kehidupan maupun aktivitas manusia.

“Kita jangan lag lakukan eksploitasi terhadap alam dan lingkungan, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan agar pengelolaan lingkungan hidup bisa dilakukan secara nyata dan sustainable (berkelanjutan-red), bagi kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan itu sendiri,” kata Wagub Litelnoni, mengutip sambutan Menteri Siti Nurbaya.

Dikatakan, masyarakat perlu diajak lewat gerakkan menanam pohon, bukan melakukan eksploitasi terhadap lingkungan alam. Memperlakukan alam secara proporsional guna terciptanya hubungan manusia dengan alam.

“Saya nengajak segenap pengelola lingkungan hidup beserta masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan lingkungan hidup dengan metode enterpreneurship, agar nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam bentuk sumberdaya alam (SdA),” tambahnya.

Bupati Belu, willybrodus Lay, mengatakan budidaya cendana sudah dilakukan sejak tahun 2003 dan saat ini terdapat 2.900 pohon cendana yang berusia 14 tahun di atas lahan seluas delapan hektar di Desa Tialai.

“Saya akan mendorong masyarakat Desa Tialai untuk terus menanam cendana supaya dapat berkembang menjadi 5.000 pohon cendana dalam dua tahun ke depan,” kata Bupati Belu. (hmsntt/bp)

Komentar ANDA?