Pasutri Asal Indonesia, Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Filipina

0
584
Foto: In ilah Gereja yang dibom pada tanggal 27 Januari 2019 lalu

NTTsatu.com – Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ao mengatakan dua pelaku serangan bom bunuh diri asal Indonesia berada di balik serangan gereja Katolik di Pulau Jolo.

Ao mengatakan hal itu Jumat (01/02) setelah militer memastikan bahwa pengebom bunuh diri yang merupakan “pasangan” (pasangan suami istri/pasutri) menyerang gereja dan menyebabkan 22 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka.

“Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja,” kata Ao.

“Tujuan dari pasangan Indonesia ini adalah untuk memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan pemboman bunuh diri,” tambahnya.

Ia juga mengatakan daerah, “Zamboanga, Davao, Cagayan de Oro merupakan sasaran ideal teroris.”

Pasangan Indonesia disebut dibantu oleh kelompok Abu Sayyaf. (AFP)

Kepala Kepolisian Provinsi Sulu, yang membawahi Jolo, Pablo Labra mengatakan beberapa saksi mata menunjuk pria dan perempuan yang mereka percaya berada di balik pemboman itu.

Sebelumnya, kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Konsul Jendral Indonesia di Davao, Berlian Napitupulu, saat dihubungi BBC News Indonesia, mengatakan belum mendapatkan informasi tentang pasangan Indonesia yang disebutkan melakukan penyerangan itu.

Sebeumnya Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, pelaku bom itu pantas disebut sebagai  ‘penjahat tak bertuhan’. Karena itu Presiden mengegaskan, ia akan menghancurkan pihak-pihak yang melakukan serangan terhadap gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina selatan, Minggu (27/01).

Penegasan itu disampaikan menyusul serangan dua bom di Gereja Katolik Maria Gunung Karmel yang menyebabkan sekitar 20 orang meninggal dunia dan melukai puluhan orang.

Presiden Duterte, melalui juru bicaranya, Salvador Panelo, mengatakan musuh-musuh negara telah menantang pemerintah dalam menjamin keselamatan warga di wilayah itu, tetapi mereka akan dihancurkan.

“Angkatan Bersenjata Filipina akan bertindak dan menghancurkan para penjahat tak bertuhan,” tegasnya.

Bom pertama meledak saat misa berlangsung di gereja. Ketika aparat keamanan menyisir lokasi, bom kedua meledak di area parkir mobil.

Foto: Tentara dikerahkan menjaga gereja setelah terjadi serangan bom (ist)

 

Abu Sayyaf dicurigai

Ledakan pertama terjadi pukul 8.45 waktu setempat. Sebelumnya, gereja ini juga pernah dibom. Ledakan bom ini terjadi beberapa hari setelah referendum perluasan otonomi daerah, Wilayah Otonomi Bangsamoro di wilayah Muslim Mindanao yang juga mencakup Pulau Jolo.

Belum ada klaim tanggung jawab dari kelompok manapun atas serangan ini.

Kepala Kepolisian Filipina Oscar Albayalde mengatakan kelompok Abu Sayyaf dicurigai sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan dua bom tersebut.

Sejumlah foto yang beredar di media sosial menunjukkan jalan utama menuju gereja itu ditutup oleh tentara bersenjata lengkap.

Sejumlah korban luka dievakuasi menggunakan pesawat ke kota terdekat, Zamboanga.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyebut serangan itu sebagai perbuatan pengecut. Ia mendesak penduduk setempat untuk waspada dan membantu pemerintah mengeyahkan terorisme.

“Kami akan menggunakan seluruh kekuatan untuk menegakkan keadilan terhadap pelaku di balik insiden ini,” kata Lorenzana dalam keterangannya.

Pekan lalu, referendum yang diikuti 2,8 juta orang menyepakati pembentukan Wilayah Otonomi Bangsamoro di wilayah Filipina selatan, daerah berpenduduk Muslim terbesar di negara tersebut.

Mayoritas pemilih menyetujui pembentukan itu, tetapi para pemilih di Provinsi Sulu yang mencakup Jolo, berbeda. Penduduk daerah itu menolak otonomi khusus tersebut. (detik.com)

Komentar ANDA?