LABUAN BAJO. NTTsatu.com – Orang muda biasanya cenderung memanfaatkan lebih banyak waktu luangnya untuk bersenang-senang dan kurang peduli terhadap kehidupan sesama sekitarmya.
Namun, di Ujung barat pulau Flores ternyata masih bisa dijumpai kreativitas Orang Muda Katoli (OMK). Mereka melakukan kegiatan peduli kasih dari memperhatikan kesehatan seorang janda hingga rencana mengubah gubuk tempat tinggalnya menjadi rumah layak huni. Bagaimana kisahnya, dan apa yang mereka lakukan ?.
Adalah OMK Paroki St Mikael Noa dengan keberanian sang inisiator Dominikus Pinah biasa disapa Denys melakukan gebrakan kegiatan peduli kasih merujuk Martina Niut Janda empat anak menuju rumah sakit Siloam Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) pada 1 Maret 2016.
Bukan hanya itu, tangan kasih OMK Paroki St Mikael Noa , selain peduli dengan kesehatan fisik Martina, mereka juga bermimpi merubah gubuk Martina di kampung Kumbuk Desa Golo Ndoal Kecamatan Mmbeliling Mabar tersebut menjadi sebuah rumah layak huni
Dikisahkan Denys dari hasil kunjungan bersama teman-teman OMK terkai keadaan rumah Martina, dia menjelaskan pada awalnya setelah meninggalnya Timo Tangku, suami Martina, hidup Martina bersama 4 anak sudah mulai semakin sulit.
“Si Sulung sudah di kupang dibiayai oleh seorang imam sekarang sudah kelas 3 SMA, anak kedua juga dibiayai oleh seorang Iman di Labuan Bajo untuk melanjutkan pendidikan SMP,” urai Denys.
Sementara dua anak Martina lebih memilih hidup bersama Ibu mereka di gubuk peninggalan almarhum yang dibangun puluhan tahun lalu. Rumah ukuran kecil berbentuk panggung beralaskan dan diselimuti pelupu bambu, tiang –tiang dan dinding rumah sudah mulai lapuk dimakan rayap dan anai.
“Disaat musim hujan, kehidupan mereka sangat menyedihkan. Atap banyak bocor membuat mereka tidak nyaman dalam gubuk sederhana itu,” katanya.
Hidup keluarga kecil Maria dihantui rasa takut selama musim penghujan dan angin kencang yang terjadi pada bulan Febuari ,tetesan air hujan menganggu istrirahat mereka ditambah rasa takut akan angin kencang yang bisa menghantam gubuk milik keluarga kecil Martina.
Dengan melihat keadaan tersebut, Dennys menyampaikan kondisi gubuk Martina kepada teman-teman OMK. Bagai gayung bersambut, mereka akhirnya ersepakat untuk melakukan bedah rumah pada bulan Maret 2017.
“Kami buatkan proposal kegiatan bedah rumah oleh OMK paroki Noa dengan berencana membangun rumah layak huni dengan ukuran 6 x 8 beratapkan zink, lantai semen, setengah tembok dinding zink dengan total biaya Rp 27 Juta,” katanya.
Sambil menggalang dana untuk bedah rumah Martina, Domi seorang Guru muda ini bersama teman OMK menghantar ibu Martina yang masih dalam keadaan sakit wajahnya kelihatan pucat , letih dan lesu tidak berdaya menuju Rumah sakit Siloam di Labuan Bajo.
“Kami hantar dia ke rumah sakit siloam pada 1 Maret. Kodisinya memprihatinkan, namun sekarang dia sudah keluar dari Rumah Sakit Siloam pada tanggal 7 Maret. Utuk sementara dia istirahat di susteran SSPS Binongko,” katanya.
Mereka terus melakukan penggalangan dana dengan mendapatkan motivasi dari pastor paroki, Romo Martinus Tolen Tino, Pr. Sudah ada dana mulai masuk ke rekening sebesar Rp 5 Juta dan 75 lembar zink dari OMK Gugus Kevikepan Labuan Bajo setelah mereka melihat langsung kondisi keluarga Martina.
“Sekarang OMK Noa lagi kerja sama untuk sensor kayu sebagai salah satu material pembuatan rumah, yang lagi dipikirkan OMK membeli pasir, semen, paku, besi dan material lainya,” jelasnya.
Disampaikan Domi, jika dana dan material sudah terkumupl mencapai 50 persen mereka akan mulai melakukan aktivitas bedah rumah mama Martina.
“Sambil menunggu ibu Martina benar-benar sembuh kita akan mulai membangun rumah layak huni itu pada 20 Maret,” papar Denys dibenarkan Domi.
Karena dana belum mencukupi, posko penggalangan dana masih di buka oleh OMK Noa di sekertariat paroki . Denys bersama 24 anggota OMK Noa tetap berjuang agar kegiatan peduli kasih membangun rumah layak huni tetap dilaksanakan. (Hironimus Dale)