Pegiat LSM Harus Bekerja Jujur Untuk Kesejahteraan Rakyat

0
392
Foto: Gubernur NTT foto bersama tim Bangda Kemendagri dan tim dari Care Internasional

KUPANG. NTTsatu.com –  Para pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) diharapkan bekerja dengan jujur mengelolah dana bantuan donatur untuk kesejahteraan rakyat.

“Saya minta agar LSM sungguh-sungguh berjuang untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Porsi anggaran bagi pemberdayaan masyarakat harus lebih  besar daripada kegiatan administrasi atau operasional lainnya. Kalau dapat,  Aparatur Pemerintahan yang menjadi mitra LSM tidak perlu diberi insentif dan honor demi kepentingan kelompok  penerima,” kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.

Penegasan itu diungkapkannya saat menerima Tim dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pembangunan Daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri (Kemedagri) bersama Tim Perdayaan Ekonomi Care Internasional Indonesia, di Ruang Rapat Gubernur, Selasa (7/3).

“LSM hadir dan berkembangang atas nama masyarakat. Lembaga donor tidak mungkin memberikan bantuan tanpa adanya kebutuhan masyarakat. Sebagai mitra, LSM juga hendaknya membangun sinergisitas dengan program-program pemberdayaan yang telah dicanangkan pemerintah daerah seperti Program Desa Mandiri Anggur Merah. Berdayakan kelompok-kelompok masyarakat yang sudah ada agar kesejahteraan masyarakat  lebih cepat terealisasi,” pintanya.

Gubernur juga memberikan apresiasi kepada Care Internasional Indonesia yang hadir dengan berbagai program yang telah dijalankan selama ini dan selalu

patuh pada aturan yang berlaku di Indonesia.

“Jangan jual negara hanya karena kebutuhan perut. Jadikanlah LSM lokal sebagai mitra kerja. Berdayakanlah mereka karena tidak mungkin Care Internasional bekerja selamanya di sini. LSM Lokal bisa melanjutkan program pemberdayaan ketika kontrak kerja Care berakhir,” pungkasnya.

Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Dirjen Bangda Kementerian Dalam Negeri, Eduardus Sigalingin dalam paparannya menguraikan tujuan kedatangan Tim Bangda.

“Sebagai Dirjen yang menangani kerjasama dengan LSM Asing, Tim Bangda datang untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan Care Internasional di NTT. Kita ingin melihat langsung dampak dan manfaat program yang telah dijalankan oleh lembaga asing ini terutama dalam bidang peternakan dan pertanian masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara berkala sebagai satu bentuk pengawasan,” jelas Eduardus.

Sementara itu, Program Support & Finance Director CARE International Indonesia, Hadi Sutjipto dalam laporannya menyatakan, Care International Indonesia telah hadir di NTT sejak tahun 1992. Sebagai LSM Internasional, Care telah hadir di 92 negara.

“Care Indonesia masih berada di bawah bendera Care Kanada. Kita sedang memperjuangkan agar  bisa berdiri sendiri. Harus kami akui, Program Care selama ini ibarat setetes air di laut. Belumlah  membawa dampak dan manfaat besar bagi masyarakat,” ujar  Hadi  merendah. (humas setda ntt/bp)

Komentar ANDA?