Pelepasan Bioreeftek Sebagai Wujud Cinta Ekosistem Laut

0
1124

NTTsatu.com – LEMBATA – Dalam rangka memperingati hari ulang tahun Pramuka ke 57, Pemerintah desa Kolontobo bersama setiap stakholder yakni karang taruna Wurin Wutun, desa Kolontobo, organisasi lokal Angkatan Muda Mahasiswa Pelajar Asal Ile Ape (AMMAPAI) Kupang, beserta Gugus Depan (Gudep) Pramuka Ile Ape, melakukan kegiatan pelepasan Bioreeftek di Laut Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata Selasa 14 Agustus 2018.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyadarkan setiap lapisan masyarakat agar mencintai lingkungan alam khususnya bioma laut, sehingga masyarakat dituntut untuk terus melestarikan ekosistem laut agar kehidupan dibawah laut terus berkembang dan tetap terjaga,” ujar Kepala desa Desa Kolontobo, Philipus Payong.

Setelah pelepasan Bioreeftek, ketua Karang Taruna Wurin Wutun, Paskalis Panahal ( Axell) berharap dengan adanya pelepasan biorefteek ini, sebagai suatu percobaan dari teman Karang Taruna Purin Wurun dan Pemerintah Kolontobo yang sebelumnya sudah merencanakan untuk pembuatan biorefteek ini.

Harapan bahwa dengan Biorefteek ini, bisa menciptakan rumah bagi ikan-ikan dalam artian terumbuh karang buatan, sehingga ikan-ikan dapat melakukan proses perkembanganbiakan dan juga ranjo laut bagi Nelayan yang menggunakan Pukat Harimau, yang berakibat semua terumbuh karang hancur dan rusak.

“Dan untuk Biorefteek ini sebagai tahap awal dan akan dilakukan secara terus menerus,” ungkap Axell.

Pelepasan rumah terumbu karang ini juga disaksikan Bupati Lembata, Elyaser Yentji Sunur, dan Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday beserta rombongannya yang hadir untuk mengikuti upacara penutupan kegiatan perkemahan di pantai Epo Wewa Belen, di Desa Kolontobo.

Bioreeftek yang dilepas tersebut dibuat dari bahan – bahan yang cukup sederhana, karena terbuat dari koran semen sebagai dasar untuk menjadi penyangga tiang besi, dan tempurung sebagai wahana memancing ikan-ikan untuk dapat bertelur dicelah-celah tempurung karna lumut laut akan dengan sendirinya melekat pada tempurung.

Ditemui setelah pelepasan Biorefteek, Ketua Umum AMMAPAI-Kupang, Beatus Goran, menyampaikan bahwa dalam momentum ini, seluruh element Pemerintah perlu tegas dalam menjaga ekosistem laut. Ini sebagai sindiran keras agar Pemerintah tidak mengorbankan kepentingan masyarakat setempat dengan membiarkan para Nelayan yang selalu menggunakan bom dan Pukat Harimau dalam penangkapan ikan.

“Karna telah jelas, sesuai peraturan Kementrian tidak di perbolehkan,” tutur Goran.
sambil menambahkan, kegiatan ini diharapkan agar masyarakat terdekat, harus melakukan karna proses dan biayanya tidak terlalu besar.

Ketika ini tidak dilakukan maka penghasilan Nelayan setempat tidak mampu menunjang kehidupan sehari-hari. Karna ada masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah Nelayan. (*/bp)

Foto: Kegiatan pelepasan Bioreeftek di Laut Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata Selasa 14 Agustus 2018.

Komentar ANDA?