NTTsatu.com – MAUMERE – PT Pelindo III memberikan warna baru yang berpihak kepada putra-putra daerah. Salah satu kebijakannya yakni memberikan prioritas kepada anak asli dari Kabupaten Sikka untuk menjadi General Manager (GM) Pelindo III Cabang Maumere.
Angin segar ini disampaikan langsung Presiden Direktur PT Pelindo III I Gede Askhara Danadwiputra saat memberikan sambutan pada pengresmian Terminal Penumpang di Pelabuhan Laurensius Say Maumere, Jumat (11/5). Apresiasi hangat pun diberikan antara lain dari Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Asisten Administrasi Umum Gonzaga Conterius, Kepala KSOP Maumere Yohanis Kumanireng, jajaran Forkopimda, dan seluruh pegawai Pelindo III Cabang Maumere.
Sebelum mewartakan kabar gembira ini kepada publik, I Gede Askhara Danadwiputra mengaku secara internal sudah menyampaikan hal yang sama kepada para pegawai Pelindo Maumere. Dia berharap dan mendorong pegawai untuk berani mencalonkan diri menjadi GM Pelindo Maumere.
“Sebelumnya saya sudah bicara dengan para pegawai. Saya sudah minta juga agar mereka mencalonkan diri mejadi salah satu GM Maumere. Asli putra daerah Sikka harus jadi GM di sini. Karena saya sudah dapat informasi selama ini belum ada putra daerah yang menjadi GM,” ungkap I Gede Askhara Danadwiputra.
Dia lalu membandingkan dengan Baharuddin yang kini menjabat GM Pelindo III Cabang Kupang. Baharuddin adalah anak Bima yang bekerja pada lingkup Pelindo III NTB dari jenjang cleanning service. Perjuangan dan kerja kerasnya telah membentuk pengalaman dan watak kepemimpinan. Akhirnya dia sempat menjadi GM Pelindo III Cabang Lembar.
Selain terbuka ruang menjadi GM Pelindo Maumere, putra daerah dari Kabupaten Sikka termasuk juga dari Kupang, Ende, Bima dan NTB, mendapat kesempatan untuk bersaing secara nasional di tingkat PT Pelindo di Jakarta. Dan ini dikhususkan kepada putra-putra daerah yang memiliki ijazah S2.
“Tadi saya sudah minta ke Direktur SDM saya, untuk memberikan jatah 1 orang S2 bagi pegawai asli putra daerah, sehingga nanti kita punya satu kader yang bisa bersaing di tingkat nasional,” tambah I Gede Askhara Danadwiputra.
Dia menyebut kebijakan memberikan jatah kepada putra daerah dengan pelbagai pertimbangan. Hemat dia, jika menempuh kompetisi terbuka secara normal, maka hampir bisa dipastikan putra-putra daerah dari NTT dan NTB akan kalah bersaing dengan pegawai dari Jawa, Bali, bahkan Kalimantan.
Gede Askhara Danadwiputra sangat berharap pegawai pada Pelindo Maumere bisa merebut jatah yang diberikan. Dengan demikian ada harapan untuk lebih meningkatkan cakrawala atau wawasan setidaknya bisa menjadi seperti Frans Seda, mantan Menteri Keuangan dan mantan Menteri Perhubungan, yang menurut I Gede Askhara Danadwiputra sangat berjasa bagi negara ini. Dia sendiri mengaku sudah bertemu dengan salah satu pegawai Pelindo Maumere, yang kini tengah didorong untuk bekerja pada kantor pusat. (vic)