Pemda Lembata Berkepentingan Dengan Hadirnya Perguruan Tinggi

0
976

NTTSATU.COM — KUPANG — “Pemerintah Daerah (Lembata) berkepentingan langsung terhadap hadirnya sebuah perguruan tinggi. Dengan hadirnya Perguruan Tinggi maka akan tersedia Sumber Daya Manusia berkualitas. SDM itu menjadi sebuah prasyarat bagi para investor dalam menanamkan modalnya. Para investor akan lebih memilih SDM yang sudah tersedia di daerah ketimbang harus mendatangkan dari luar yang tentu saja lebih mahal. Langkah selanjutnya, para investor akan memfasilitasi sarpras berupa laboratorium praktik”, demikian Yustinus Prastowo dalam audiensinya dengan Yayasan Koker Niko Beeker pada Selasa 17 Mei 2022.

Di hadapan Dr Damianus Dai Koban, M.Pd (Wakil Ketua Yayasan), Niko Hukulima, S.E (Sekjen Koker), Paulus Doni Ruing, S.E (Pengawas Yayasan), dan Dr Hipolitus Kristoforus Kewuel, M.Hum (Anggota Yayasan Koker), Yustinus yang merupakan staf Khusus Menteri Keuangan yang mengawal Komunikasi Strategis Kementerian Keuangan, Sektor perpajakan, mengharapkan bahwa Perguruan Tinggi ‘INTEL” harus mencetak para lulusan sarjana terapan (vokasi).

Terkait harapan tentang penerapan pendidikan vokasi, Hipolitus Kewuel mengungkapkan bahwa Yayasan telah mengadakan studi kelayakan untuk menghadirkan prodi yang sesuai menjawabi kebutuhan. Secara internal, persisapan dan studi kelayakan telah dilakukan. Namun kendalanya, industri penyokong itu masih langka di NTT pada umumnya dan Lembata pada khususnya. Karena itu dosen di Universitas Brawijaya itu merasa sangat tertarik dengan arahan jebolan STAN Jakarta agar berkolaborasi dengan Pemda karena mereka berkepentingan dalam menghasilkan SDM BERKUALITAS sebagai penarik hadirnya investor di Lembata.

Pada gilirannya, Damianus Dai, mengungkapkan bahwa proyek pendirian Perguruan Tinggi yang dilaksanakan sudah didasarkan pada pengalaman 6 tahun mengelola pendidikan menengah atas, SMA SKO San Bernardino. Dengan pengalaman itu Yayasan merasa punya sokongan meskipun kerjasama lebih besar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Perguruan Tinggi. Dami yang juga merupakan salah satu calon pemimpin Perguruan Tinggi di Lembata itu mengharapkan adanya kolaborasi berbagai pihak.

Lebih lanjut, Dami mengatkan bahwa SKO SMARD telah dikelola dengan menerapakn model pembelajaran vokasional. Malah, sebelum pemerintah menerapkan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL), SMARD telah lebih dahulu menerapkannya dan telah menjadi inspirasi telah diselenggarakannya Workshop di Lembata pada tanggal 27 April yang lalu yang diikuti 226 guru di Lembata.

Membentuk Jaringan

Dalam audiensi selama 90 menit, Yustinus yang juga alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Pascasarjana Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia, serta Magister Ilmu Filsafat STF Driyarkara mengungkapkan bahwa sangat perlu membangun jaringan. Menurutnya, banyak perusahaan malah kementerian terdapat orang-orang berkehendak baik yang punya komitmen mendukung hal-hal baik seperti yang sedang dilakukan oleh Yayasan Koker.

Bagi Yustinus, pembentukan jaringan itu adalah model koordinasi yang sangat dibutuhkan. Malah Yustinus mengartikan bahwa NKRI adalah Negara Koordinasi Republik Indonesia. Dengan demikian sangat dibutuhkan jaringan baik Pemda, akademisi, maupun masyarakat madani untuk mewujudkan satu tujuan yang sama. Selanjutnya, pria asal Gunung Kidul Jogyakarta ini mengungkapkan bahwa ia akan membantu jaringan pendukung sehingga cita-cita mulia ini mendapat respon juga di beberapa rekannya yang berada di berbagai kementerian dan BUMN.

Menanggapi urusan dari Prastowo, Niko Hukulima S.E yang pernah mengikuti pelatihan Microfinance di Bangladesh pada tahun 2009 mengatakan Yayasan Koker Niko Beeker telah meletakan kolaborasi atau koordinasi menjadi salah satu dari 5 nilai sentral. “Bagi Yayasan Koker, berkolaborasi adalah sebuah tuntutan yang harus dilaksanakan dan terus digalakan”, demikian ungkap pria asal Watuwawer.

Komitmen dan Konsisten

Terhadap audiensi, Prastowo merasa bangga bahwa dari Yayasan ini terus dihidupi komitmen dan konssiten. Yustinus merasa bahwa disksusi dalam rupa sharing seperti ini merupakan langkah awal dan selanjutnya ia menjanjikan untuk mencari link yang menghubungkan Yayasan dengan banyak pihak agar rencana perguruan tinggi ini bisa berjalan.

Terhadap harapan itu, Paulus Doni Ruing menekanakn perlunya penyediaan manusia unggul. Manusia unggul yang dimaksud menurutnya tidak saja menghasilkan orang yang siap kerja tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini sungguh menjadi hal mendesak karena di Lembata saat ini orang lokal merasa sangat tersisihkan oleh pendatang yang memiliki ‘skill’ yang lebih baik. Bila hal ini tidak diatasi melalui kehadiran Pendidikan Tinggi, maka bisa dipastikan beberapa tahun ke depan orang Lembata akan menjadi orang asing di daerahnya sendiri.

Lebih jauh Polce juga menekankan bahwa Yayasan Koker Niko Beeker awakan menjadikan satu tahun persiapan dengan menghadirkan Pusat Studi dan Kajian yang akan membantu Pemda tidak saja di Lembata dalam menganalisis persosalan yang dihadapi dan berjuang untuk ikut memberikan tawaran solusi.

Karena itu sebagai wujud konkret, Pengawas Yayasan Koker mengusulkan langkah konkrit agar Yayasan dan Pemda dengan arahan dari Prastowo, akan dijalin koordinasi dan kolaborasi demi mewujudkan Perguruan Tinggi. (Team Humas Koker).

Komentar ANDA?