NTTsatu.com – BORONG – Tahun ini, Pemerintah kabupaten Manggarai Timur (Matim) menganggarkan dana hibah sebesar Rp 1 miliar untuk penanggulangan bencana alam di daerah ini.
“Nomenklatur dana ini merupakan dana hibah yang masuk dalam kas Pemda pada 29 Desember 2016 setelah penetapan anggaran perubaha,” kata Anton Dergong Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah ( BPBD) Matim kepada NTTSatu.com Selasa ( 16/4).
Karena dana tersebut masuk menjelang akhir tahun maka tidak bisa dikelola pada tahun 2016 dan telah menjadi Silpa dan pada awal 2017 kembali melakukan proses agar danah hibah 13 M bisa dipakai untuk penanggulangan infrastruktur yang rusak akibat bencana alam.
“Dana tersebut sudah menjadi Silpa tahun 2016, awal 2017 melakukan proses agar dana tersebut bisa dimanfaatkan kembali untuk pembangunan Matim,” jelas Anton.
Dia mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur bronjong, irigasi dan tembok tanggul penahan yang rusak akibat bencana alam selama musim hijan tahun ini.
“Dana tersebut kita fokuskan bangun infrastruktur yang rusak karena bencana di Matim,” katanya.
Dari dana kurang lebih 13 M tersebut sudah diatur untuk perbaikan infrstruktur besar di Matim diantaranya pembangunan irigasi Wae Maling di Pota kecamatan Sambi Rampas, pembangunan bronjong untuk menahan abrasi di Pota dan tanggul penahan di sungai Wae Bobo di Borong ibu kota Matim.
Dari dana sebesar 13 M tersebut akan dibangun perbaikan irigasi Wae Maling sebesar Rp 4 m lebih , bronjong penahan abrasi Rp 3 M lebih dan pembangunan tanggul di sungai Wae Bobo Rp 4 M lebih.
Perencanaan pekerjaan 3 paket proyek bencana tersebut sudah dilakukan. Pihak BPBD hanya tinggal menunggu hasil perencanaan pengerjaan 3 paket proyek besar tersebut.
“Kami berharap produk perencanaan dapat kami terima pada bulan Mei 2017.” Pungkasnya.
Setelah ada produk perencanaan akan dilakukan tender fisik dan paling lambat pada akhir juni atau awal Juli 2017 akan dilakukan pengerjaan fisik di lapangan. (mus)