KUPANG. NTTsatu.com – Berbagai kejadian dan persoalan kebangsaan yang akhir-akhir ini menjadi top news di Indonesia, secara tidak langsung telah mempengaruhi berbagai aspek dan sendi kehidupan kebernegaraan kita dan tanpa kita sadari, berbagai kejadian tersebut berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kebhinekaan dan disintegrasi bangsa.
“Sadar akan berbagai situasi tersebut, maka wajar jika rakyat indonesia menuntut agar pemerintah peka dan respon serta berani mengambil langkah-langkah efektif (cepat dan tepat sasaran) guna menjaga keutuhan bangsa dengan menegakkan hukum seadil-adilnya,” demikian sikap Pemuda dan Mahasiswa Nusa Tenggara Timur yang tergabung dalam “Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa NTT Untuk Indonesia Damai”.
Dalam rilis yang dikirim ke redaksi NTTsatu.com dan diterima Kamis, 17 Novemer 2016, Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa NTT Untuk Indonesia Damai menyatakan sikap bersama sebagai berikut :
- Sebagai anak kandung dari ibu pertiwi Indonesia, Pemuda dan Mahasiswa NTT menghimbau kepada seluruh stakeholder bangsa Indonesia harus dapat menjaga toleransi dan kebhinekaan bangsa kita. Jangan sampai kejadian ini dan kejadian-kejadian lain serupa dikemudian hari, merusak toleransi dan kebhinekaan yang terjalin dan terbina baik sebagai kekayaan bersama milik bangsa yang sangat dibanggakan.
- Pemuda dan Mahasiswa NTT menghimbau kepada institusi Polri agar tidak lagi melakukan langkah-langkah yang represif terhadap kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ataupun kader-kader organisasi-organisasi pemuda lainnya. Karena bagi kami, penangkapan secara brutal dengan mengepung sekretariat PB HMI seperti sarang teroris baru-baru ini, telah melukai hati Pemuda Indonesia termasuk kami Pemuda/i NTT yang juga adalah anak kandung ibu pertiwi, Indonesia. Semoga ini tidak terjadi lagi dikemudian hari.
- Mengutuk keras aksi terorisme di Gereja Oikumene Samarinda dan di Klenteng Kota Singkawang, yang telah memakan korban jiwa, serta mendesak sekaligus mendukung pemerintah, polri dan BNPT agar cepat melokalisir aksi terorisme yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab, agar tidak meluas dan menjadi isu sensitif yang dapat memecah-belah kebhinekaan.
- Pemuda dan Mahasiswa NTT menyatakan duka yang mendalam atas meninggalnya adik terkasih kami Intan Olivia Marbun dan turut mendoakan kesembuhan bagi korban lainnya yang masih dalam penanganan medis.
- Berkaitan dengan kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan telah ditetapkan sebagai Tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri, Pemuda dan Mahasiswa NTT menghimbau kepada kepolisian untuk terus mengambil langkah-langkah hukum yang berazaskan keadilan dan sesuai dengan koridor hukum dalam proses penyidikan selanjutnya, tanpa diskriminasi ataupun tekanan pihak manapun untuk kepentingan apapun.
- Pemuda dan Mahasiswa NTT Menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengawal proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan menjunjung tinggi Hukum sebagai Panglima serta siap menerima dan mengamankan apapun keputusan akhir yang berkekuatan hukum tetap dan mengikat.
- Pemuda dan Mahasiswa NTT menghimbau kepada pemerintah untuk responsive terhadap persoalan-persoalan sosial yang terjadi ditengah-tangah masyarakat, dan mampu menjadi pilar utama dalam menjaga kesatuan, persatuan, kebhinekaan dan penegakan hukum yang memenuhi rasa keadilan.
- Menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia dan NTT khususnya agar tidak mudah terprovokasi dengan issue dan/atau pernyataan-pernyataan provokatif lainnya yang mengandung unsur SARA, yang beredar luas di media sosial.
- Pemuda dan Mahasiswa NTT menegaskan bahwa Pancasila Rumah Kita, NKRI Harga Mati.
Sembilan point pernyataan sikap itu ditandatangani pada 16 November 2016 oleh Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa NTT Untuk Indonesia Damai yang terdiri dari Wakil Ketua Pemuda Muhammadiya NTT, Rusdy Maga, Ketua HMI Cabang Kupang, Munawir La Amin, Ketua Forkom IMM, Taufik, Ketua Umum PMII Cabang Kupang Julfirian, Ketua GMKI Cabang Kupang, Amos L. Afu, Kabid Organisasi Kompak, Ningsih Bunga, Ketua Ikmar NTT, Hengky Jitro Thine dan ketua DPD KNPI NTT: Hermanus Th. Boki. (bp)