Pemilik Bungalow “Liar” Diduga WNA

0
417
Foto: Ilustrasi

NTTsatu.com – MAUMERE – Hampir dua minggu media ini melansir pembangunan bungalow “liar” di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Gunung Sari Kecamatan Alok. Satu hal yang masih terus diendus yakni pemilik usaha jasa wisata tersebut. Dalam penelusuran media ini, dengan data dan informasi sementara, diduga pemiliknya adalah warga negara asing (WNA).

Tentang siapa pemilik perusahaan PT Aly Naga Samudra, Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV Maumere Agustinus Djami Koreh mengaku tidak mengetahuinya. Demikian pun Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sikka dan Dinas Penamanan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Administrasi perusahaan, diurus oleh saeorang perempuan bernama Erike Lovita Duka.

Awalnya ada dugaan, perempuan pemegang kartu tanda penduduk (KTP) Kabupaten Alor inilah pemilik saham atau manager PT Aly Naga Samudra. Namun dari beberapa informasi, terutama menyangkut permohonan izin prinsip, peran dan kapasitas perempuan ini masih kabur. Dia hanya bertindak sebagai pemohon.

Melacak pemilik perusahaan ini, susah-susah gampang. Informasi begitu sangat terbatas, dan boleh dibilang misterius. Justeru keberadaan yang misteri itu, mendorong media ini untuk terus memburu siapa sebenarnya perancang usaha jasa wisata yang menggiurkan ini.

Sebuah perusahaan yang berani membeli tanah bersertifikat dengan nilai ratusan juta rupiah di dalam kawasan konservasi TWAL, lalu membangun bungalow dan beraktifitas di blok rehabilitasi tanpa izin Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kemudian terbitnya izin prinsip yang menabrak begitu saja prosedural.

Fakta-fakta dan informasi ini mengesankan pemilik perusahaan tersebut bukan sembarang pebisnis. Selain patut diduga memiliki modal yang besar, tentu juga punya naluri bisnis yang tinggi untuk pengembangan pariwisata di Gunung Sari dan sekitarnya.

Penelusuran media ini sedikit mendapat titik terang. Dalam konteks masih bersifat dugaan, terungkap satu nama asing yang berasal dari sebuah negara luar. Dia adalah seorang perempuan bule, diduga sebagai orang yang berada di balik bisnis usaha jasa wisata di kawasan konservasi TWAL Gunung Sari.

Menurut informasi dia pernah mengontrak salah satu rumah di bilangan dalam Kota Maumere.
Belum bisa dipastikan sejak kapan perempuan ini berada di Maumere untuk kegiatan bisnisnya.

Namun sepanjang yang diketahui, aktifitas PT Aly Naga Samudra sudah dimulai sejak Desember 2016 lalu berawal dari proses jual beli tanah dan urusan balik nama sertifikat. Kemungkinan dia sudah berada di Maumere sejak Desember 2016.

Informasi yang direkam, menyebutkan sekitar Mei 2017 perempuan ini sempat mengikuti aksi damai Seribu Lilin yang digelar di depan Kantor Bupati Sikka Jalan Ahmad Yani. Dia juga sempat menyaksikan kegiatan jalan salib suci atau tablo pada Jumat Agung yang digelar OMK Paroki Centrum Maumere.

Sekitar Juli 2017 perempuan ini masih berada di Maumere. Dalam satu kesempatan dia bersama orang kepercayaannya pernah menikmati keindahan pantai di sebuah wilayah di Maumere. Saat itu keduanya ditemani seorang pejabat di lingkup Pemkab Sikka. Masih dalam bulan Juli 2017 perempuan ini pernah mengunjungi rumah sang pejabat tersebut.

Hubungan kedekatan dan emosional antara perempuan ini dengan sang pejabat, boleh menjadi salah satu petunjuk untuk menduga siapa sebenarnya pemilik perusahaan tersebut. Karena dalam perkembangan, diketahui bahwa pejabat tersebut termasuk salah satu orang yang paling getol mendesak penerbitan izin prinsip untuk PT Aly Naga Samudra. (vic)

Komentar ANDA?