Pempus Akan Alokasikan Rp10 Miliar DED Jembatan Pancasila

0
396

KUPANG. NTTsatu.com – Pemerintah Pusat (Pempus) melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam APBN 2016 akan mengalokasikan Rp10 miliar untuk kegiatan Detail Engineering Design (DED) pembangunan jembatan Pancasila atau yang selama ini disebut Palmerah yang menghubungkan Flores daratan di Larantuka dengan Pulau Adonara dengan menelan dana sekitar Rp 5,1 triliun.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Andre Koreh pada kegiatan Papaparan Laporan Akhir Kelayakan Pembangunan Jembatan Pancasila oleh Konsultan Perencana PT Puri Dimensi Bandung di Kupang, kemarin menjelaskan, presentasi rencana pembangunan jembatan Pancasila yang berlokasi di Pantai Palo, Larantuka dengan Tanah Merah, Pulau Adonara oleh konsultan perencana sudah dilakukan dua kali sebelumnya.

Presentasi pertama pada 3 Juni lalu, disusul presentasi kedua pada 3 September dan terakhir kemarin. Kajian yang disampaikan dalam setiap tahapan presentasi itu untuk mengidentifikasi kondisi eksisting, hambatan, potensi manfaat beserta alternatif lokasi dan desain jembatan. Dengan sasaran menyusun pra studi kelayakan pengembangan jembatan dan menyiapkan pilihan alternatif. Agar dengan terbatasnya sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara efisien serta memberikan rekomendasi kelayakan ekonomi yang benar- benar layak untuk dilaksanakan.

“Dari presentasi yang dilakukan konsultan, jembatan Pancasila layak dibangun dengan usia jembatan 100 tahun. Karena itu, Pemprov dan Pemkab Flotim diminta untuk terus melakukan sosialisasi terkait pembangunan jembatan itu,” pinta Andre.

Jongga Jihanny dari PT Puri Dimensi Bandung menyampaikan, manfaat yang tidak dapat dikuantifikasikan besarnya meliputi, landmark Provinsi NTT. Dengan dibangunnya jembatan itu, akan lebih mudah bagi anak- anak usia sekolah untuk mencapai sekolah. Kemudahan orang untuk mencapai fasilitas kesehatan untuk berobat jika sakit.

Bagi pembangunan jalan, salah satu tujuan yang cukup penting adalah meniadakan isolasi wilayah dan memberikan pemerataan pembangunan. Memberikan dampak positif dari aspek politik dan pertahanan keamanan, mengingat dengan adanya jalan maka pengawasan atas kedaulatan dapat dilakukan dengan baik. Peningkatan perkembangan wilayah.

Jongga mengungkapkan, berdasarkan kajian teknis yang dilakukan, maka jembatan Pancasila termasuk jembatan bentang panjang dengan konstruksi utama berupa suspension bridge. Jembatan ini akan melintasi selat Larantuka sepanjang 800 meter dengan ketinggian mencapai 40 meter serta total panjang jembatan dan jalan akses sepanjang 1. 280 meter. Tanah keras berkisar pada kedalaman 12 meter. Lalu lintas Pancasila memiliki volume yang kecil meski cenderung meningkat setiap tahun.

Jembatan Pancasila dibangun di daerah perlintasan kapal internasional. Sementara dari aspek ekonomi, jembatan Pancasila menghabiskan biaya sekitar Rp 5,1 triliun. Jembatan ini dapat mendukung peningkatan perekonomian Larantuka- Adonara.

“Dari aspek teknis dengan mempertimbangkan teknologi yang dimiliki, jembatan Pancasila memungkinkan untuk dibangun,” tandas Jongga.

Pada kesempatan itu, ia menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan jembatan Pancasila antara lain, perlu dilakukan kajian lebih lanjut yang bersifat rinci dan detail untuk perencanaan pembangunan jembatan Pancasila, yakni DED. Perlu dilakukan kajian Analisa dampak lingkungan (Amdal) yang lebih terperinci di lokasi jembatan.

Jongga menambahkan, Pemda Flotim dan atau Pemprov NTT perlu melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait pembangunan jembatan itu. Koordinasi dengan Pelindo terkait jenis kapal yang melalui selat Larantuka dan penentuan ruang bebas.

Dengan Kementerian PU terkait kegiatan pembangunan jembatan. Kementerian Perhubungan terkait perizinan pembangunan jembatan di jalur kapal. Dengan Kementerian Lingkungan Hidup terkait perizinan pembangunan jembatan dalam aspek lingkungan. (bp)

======
Foto: Andre Koreh, Kadis PU Provinsi NTT

Komentar ANDA?