Pemuda Jangan Terjebak Isu SARA

0
287

KUPANG. NTTsatu.com – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah, Rabu (28/10/2015) Forum Kemajemukan umat beragama Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajak para pemuda untuk tidak terpengaruh apalagi terjebak dalam isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).

“Kami dari Forum kemajemukan umat beragama NTT yang didalam terdapat sembilan OKP, yakni PMII, Ansor,KNPI, Laskar Merah Putih, Brigade Meo, IMM, HMI dan Komppak dalam memperingati hari Sumpah Pemuda yang dilaksanakan pada hari puncaknya bertempat di Taman Nostalgia kami akan menyampaikan ikrar yang mengajak pemuda untuk hidup damai,” kata Ketua Brigade Meo, Pdt, Adi Ndi’i bersama beberapa ketua OKP lain yakni  Elvis Jahama Ketua GMNI Cabang Kupang, Kamarudin Ketua HMI Cabang Kupang, Muhamad Akbar Ketua PMI cabang Kupang dan Abdul Muis Ketua GP Ansor saat memberikan keterangan kepada wartawan di  Kupang,Selasa (27/10/2015).

Menurut mereka, pada momen memperingati hari sumpa pemuda ini, forum kemajemukan,tidak hanya sekedar menyampaikan ide-ide di atas kertas, tetapi  forum ini  mempraktekkannya di lapangan yakni donor darah yang telah digelar pada,Selasa (27/10/2015), dan pada hari puncak, Rabu (28/10/2015) akan digelar diskusi di resto Selebes, serta pada  pukul 15.00 Wita akan digelar parade yang mengambil garis star dari depan rumah jabatan gubernur dengan finis di di taman nostalgia Kota Kupang.

“Pada acara puncak  Rabu (28/10/2015) usai parade kami juga akan langsung menyapaikan ikrar bersama kemajemukan dan  kerukunan umat beragama di NTT dan selanjutnya dilakukan acara perenungan memperingati hari Sumpa Pemuda tersebut,” kata Adi.

Ia menambahkan, dalam ikrar tersebut forum ingin membangkitkan semangat kaum muda untuk bisa hidup damai dan tidak terpengaruh dengan isu SARA yang belum lama ini terjadi di Aceh sehingga tidak merambat ke daerah lain terutama di NTT.

Sementara Ketua GP Ansor, Abdul Muis, mengatakan dalam kegiatan memperingati hari Sumpa Pemuda ini, forum juga akan meminta secara langsung kepada gubernur agar jika ada aset milik pemerintah provinsi berupa gedung yang tidak terpakai bisa dijadikan sebagai rumah kemajemukan kerukunan umat beragama.

“Setelah ada Rumah Kemajemukan, kami berencana mengundang presdien Jokowi untuk meresmikannya, karena dengan rumah kemajemukan ini sebagai contoh bagi daerah lain. Kami rencana meminta gedung di Jalan Kartini depan rumah jabatan Pimpinan DPRD NTT untuk dijadikan rumah kemajemukan,” katanya. (rif/bp)

=====

Foto: Forum Kemajemukan ketika memberikan keterangan pers

Komentar ANDA?