RUTENG. NTTsatu.com – Produksi sampah di Kota Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai setiap hari mencapai sekitar 180 kubik. Kondisi ini sangat tidak seimbang dengan ketersediaan kendaraan operasional dan personil yang mengangkut sampah.
“Jumlah truk hanya tiga unit, dua unit amrol dan 8 unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah. Jumlah kendaraan ini hanya bisa bisa mengangkut sekitar 126 kubik sampah setiap harinya,” kata Sil Hadir, Kepala BLHD Kabupaten Manggarai kepada NTTsatu.com, Kamis (7/7).
Dia menjelaskan, kendaraan pengakut sampah itu hanya bisa beroperasi tiga kali sehari dengan mengakut sampah dari
Kota Ruteng menuju dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu di Kilo Meter (KM) 5 dan 10. Sekali beroperasi, kendaraan itu hanya bisa mengangkut 6 kubik sampah.
“Idealnya, agar sampah tidak menumpuk pada beberapa titik seperti di Jalan Ahmad Yani, Pasar Inpres Ruteng, Pasar Puni dan titik lainya ditambah lagi dum truk dan banrol ,” kata Sil Hadir.
Untuk menghadapi masalah ini, dia mengatakan, dalam tahun 2016 akan ditambah lagi satu dum truk pengangkut sampah. Kemudian pihaknya tetap berupaya untuk mengusulkan tamahan kendaraan pengangkut sampah dalam rancangan APBD 2017.
Sementara jumlah personil di lapangan sampai dengan sekarang berjumlah 34 orang dan kerja mereka sudah sangat maksimal membersihkan kota Molas kota Ruteng.
“Tahun depan kita upayakan tambah lagi personil Tenaga Harian Lepas (THL),” katanya.
Sil Hadir mengakui, selama ini mereka terus melakukan sosialisasi agar masyarakat mengumpulkan sampahnya di titik-titik penumpukan sampah yang sudah disiapkan pada malam hari sehingga kendaraan pengangkut sampah beraksi pagi hari tanpa menunggu sampah dari masyarakat yang selalu dikumpulkan siang hari.
“Supaya pemandangan kota Ruteng tetap indah, kami minta masyarakat membuang sampahnya pada mala hari, dan di pagi hari personil dan kendaraan mengangkut sampah-sampah tersebut sudah bisa bekerja,” pintanya. (mus)