Pengakuan Teroris Simpatisan FPI, Rencanakan Penyerangan demi Tuntut Riziq Bebas

0
2608
NTTsatu.com — JAKARTA — Pacsa-bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Tim Densus 88 Antiteror menangkap sejumlah terduga teroris di Jakarta, Tangerang Selatan dan Kabupaten Bekasi. Empat terduga teroris yang ditangkap mengaku sebagai simpatisan FPI.

Salah satunya, Bambang Setiono. Pria yang mengaku menjadi simpatisan FPI ini mengaku merencanakan penyerangan ke SPBU demi menuntut Habib Rizieq Shibab bebas.

“Saya Bambang Setiono menjadi simpatisan FPI sejak awal Desember 2020. (Keterlibatan saya) membuat bahan dari black powder dari Zulaimi Agus di Sukabumi. Merencanakan aksi penyerangan kepada SPBU dengan bom molotov untuk menuntut bebas HRS,” kata Bambang seperti dilansir dari detikcom, Sabtu (3/4/2021).

Bambang juga mengaku mengetahui pembuatan bahan peledak Zulaimi Agus atas perintah Habib Husein Hasni di Condet, Jaktim. Untuk diketahui, Husein Hasni juga ditangkap di Condet, Jaktim pada Senin (29/3) lalu.

Sementara Bambang Setiono ditangkap di sebuah mal di Pademangan, Jakarta Utara pada Senin (29/3). Bambang juga mengaku ikut merencanakan aksi pelemparan bom kepada orang keturunan Tionghoa.

“Merencanakan aksi penyerangan dengan ketapel dan peluru gotri jika terjadi kerusuhan saat demo. Merencanakan pemberian serbuk Hm.

Bambang juga mengaku mengetahui rencana penyerangan Habib Husein Hasni kepada anggota kepolisian. “Mengetahui rencana penyerangan air keras oleh Habib Husein Hasni kepada petugas kepolisian. Berencana mengajarkan laskar-laskar FPI cara membuat bahan aceton,” katanya.

Dihubungi terpisah, Eks Wasekum Azis Yanuar menjawab singkat soal pengakuan teroris tersebut. “Tidak tahu, FPI sudah bubar,” ujar Azis Yanuar.

Seperti diketahui, Tim Densus 88 Antiteror menangkap 5 terduga teroris di Jakarta, Tangerang Selatan dan Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan identitas ‘pengantin’ bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar adalah pasangan suami istri L dan Y. Fakta lain terungkap, pasutri ini dinikahkan oleh Risaldi yang ditangkap pada Januari 2021. Keduanya disebutkan meninggalkan surat wasiat untuk orang tuanya yang mengungkap bahwa keduanya siap mati sahid.

“Yang perlu kita informasikan bahwa saudara L ini sempat meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati sahid. Kemudian saudara L dan saudara Y ini beberapa bulan yang lalu tepatnya 6 bulan dinikahkan oleh Risaldi yang beberapa waktu lalu telah ditangkap di bulan Januari. Risaldi dan Zulfikar ini adalah kelompok JAD yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa pengeboman di gereja Katedral Jolo di Filipina pada tahun 2018,” beber Listyo dalam jumpa pers yang disiarkan secara virtual, Senin (29/3/2021).

Sejalan dengan terungkapnya identitas pelaku bomber inilah, tim Densus 88 kemudian bergerak mengungkap sel-sel jaringannya hingga menangkap di beberapa kota.

Dalam penggerebekan teroris secara serentak ini, tim Densus mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya ada bahan peledak, hingga atribut FPI dan LPI. (*/dtc/bp)

Komentar ANDA?