KUPANG. FBC- Kepala Badan Nasional Narkoba (BNN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Alo Dando mengakui, hingga saat ini jumlah pengguna narkoba di daerah ini yang berhasil teridentifikasi mencapai 43 ribu orang. Jumlah tersebut berdasarkan hasil survey yang dilakukan Badan Nasional Narkoba (BNN) setempat bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
“Jumlah pengguna narkoba itu selalu meningkat dan ternyata telah terjadi peningkatan yang cukup mencengangkan, lantaran survey dua tahun lalu menunjukkan jumlah pengguna narkoba di daerah ini sebenyak 30 ribu orang. Dan hingga Pebruari ini sudah meningkat menjadi 43 ribu orang. Saya pikir ini angka yang tinggi dan harus secepatnya kita tekan. Dan ini merupakan tugas kita bersama,” katanya ketika dhubungi di Kupang, Senin, 23 Pebruari 2015.
Alo menjelaskan, pengguna narkoba ini pastinya ada di sekeliling kita. Karena itu, peran aktif masyarakat mendorong mereka berhenti dengan membawa mereka untuk melaporkan diri ke BNN atau polisi agar bisa direhabilitasi.
Dia memastikan, tidak akan ada proses hukum bagi pengguna narkoba yang melaporkan dirinya sendiri dan ingin direhabilitasi. Tidak hanya itu, pihaknya juga menjamin kerahasiaan identitas pemakai tersebut.
“Kesadaran pengguna untuk berhenti dengan melaporkan diri kepada BNN atau polisi masih rendah. Dari 28 orang yang direhabilitasi, hanya delapan orang yang melaporkan diri,” ujarnya.
Sejauh ini, sambungnya, di NTT sudah ada 28 orang pengguna narkoba yang kami rehabilitasi di Lido Bogor dan Makassar. Delapan orang tersebut melaporkan dirinya sendiri kepada BNN diantar orangtua, sedangkan 20 orang lainnya ditangkap dan setelah melalui persidangan putusannya direhabilitasi.
Dari 28 orang yang direhabilitasi, tambahnya mayoritas berasal dari Kota Kupang. Lebih baik jika melaporkan diri sendiri sehingga tidak ada proses hukum dan dijamin kerahasian identitasnya.
“Kami terus melakukan sosialisasi baik itu tentang pengetahuan terkait narkoba maupun bahaya penggunaan narkoba, terutama di kalangan remaja dengan melibatkan sekolah dan perguruan tinggi,” tandasnya. (bop)