KUPANG, NTTsatu – Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin mengakui, hingga saat ini masalah yang paling berat dirasakan dalam upaya menjual obyek wisata rohani Semana Santa di Larantuka adalah masalah penginapan.
“Penginapan masih menjadi kendala utama selama ini. Hanya ada beberapa Hotel yang ada di kota Larantuka dengan kapasitas yang terbatas. Sementara peziarah yang datang mencapai ribuan orang,” kata Bupati yang dihubungi, Senin, 30 Maret 2015.
Yoseph Lagadoni Herin yang lebih akrab disapa Yosni ini mengatakan, pemerintah Kabupaten Flores Timur bekerja sama dengan gereja dan penduduk sekitar berupaya menampung pengunjung yang datang untuk mengikuti prosesi Jumat Agung di Larantuka.
Masyarakat atau Umat diminta untuk bisa menampung siapa saja yang datang untuk mengikuti prosesi tersebut.
Yosni mengakui, Pemkab Flotim sudah berulang kali mendorong para pengusaha untuk membangun hotel di daerah itu, tetapi para pengusaha kurang berminat. Ada pengusaha yang berminat, namun ketika dating ke Larantuka dan melakukan study kelayakan, mereka membatalkan niat mereka dengan berbagai alasan seperti kurang berprospek dari segi bisnis.
Memang lanjut Bupati, salah satu alasan yang dikemukakan para pengusaha untuk tidak ingin membangun hotel di Larantuka karena tamu-tamu yang berkunjung ke daerah itu bersifat musiman atau hanya ada pada saat menjelang prosesi Jumat Agung. Selebihnya hotel dan penginapan akan sepi karena minimnya tamu.
“Itulah masalah yang memang ada di Larantuka. Hotel-hotel menjadi sesak ketika ada Prosesi Semana Santa, tapi setelah prosesi, hotel menjadi sepih,” katanya. (bop)